Diagram superelevasi

Pembangunan jalan raya sepertinya menjadi pekerjaan yang tidak pernah habis. Ada saja pembukaan lokasi baru yang memerlukan sarana jalan raya, bahkan jalan yang sudah dibangun pun lama-kelamaan harus diperbaiki. Oleh karena itu, diperlukan sarjana-sarjana teknik teknik sipil yang mampu merencanakan jalan dengan baik.

Jalan yang baik adalah jalan yang mampu memberi keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Untuk memenuhi dua hal ini, kemiringan jalan merupakan salah satu syaratnya. Superelevasi atau kemiringan melintang jalan pada tikungan sangat perlu untuk diperhatikan. Karena hal ini akan mempengaruhi pengguna jalan pada saat melintasi tikungan. Superelevasi ini ditentukan oleh jari-jari lengkung horizontal jalan dan kecepatan rencana. Semakin tajam suatu tikungan, maka semakin besar kemiringan melintangnya (superelevasi).

Dalam perencanaan, superelevasi sering digambarkan dengan sebuah diagram yang disebut diagram superelevasi. Diagram superelevasi ini mewakilkan nilai-nilai yang terdapat pada gambar tikungan sesungguhnya. Seperti awal dan akhir lengkung, panjang lengkung (Ls), kemiringan sisi jalan (e), dan sumbu utama jalan. Sehingga memudahkan para pekerja di lapangan pada saat melaksanakan pekerjaan jalan.

Berdasarkan jenis lengkung, terdapat tiga jenis diagram superelevasi. Pertama diagram superelevasi untuk lengkung lingkaran penuh (full circle), diagram superelevasi untuk lengkung peralihan (spiral-circle-spiral), dan diagram superelevasi untuk lengkung spiral-spiral. Bentuk ketiga jenis tersebut pada dasarnya hampir sama, namun berbeda.

Berikut disajikan ketiga gambar diagram superelevasi :

No comments:

Post a Comment