Lampu Jalan Tenaga Surya

Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya  (PJU-TS) adalah lampu penerangan jalan yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi listriknya. Penerangan Jalan Umum  Tenaga Surya ( PJU-TS ) sangat cocok digunakan untuk jalan-jalan di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh listrik PLN dan juga daerah-daerah yang mengalami krisis energi listrik terutama di daerah terpencil. Namun belakangan ini PJU Tenaga Surya juga marak diaplikasikan di daerah perkotaan seperti di kawasan jalan-jalan utama, jalan kawasan perumahan, halte bis, tempat parkir, pompa bensin (SPBU) dsb.
 Penerangan Jalan Tenaga Surya merupakan sebuah alternatif yang murah dan hemat untuk digunakan sebagai sumber listrik penerangan karena menggunakan sumber energi gratis dan tak terbatas dari alam yaitu energi matahari.  Menggunakan Modul/Panel Surya dengan lifetime hingga 25 tahun yang berfungsi  menerima cahaya (sinar) matahari yang kemudian diubah menjadi listrik melalui proses photovoltaic. Lampu Jalan Tenaga Surya ( PJU Tenaga Surya) secara otomatis dapat mulai menyala pada sore hari dan padam pada pagi hari dengan perawatan yang mudah dan efisien selama bertahun tahun.Menggunakan Lampu LED jenis hi-power yang sangat terang, hemat energi dan tahan lama . Masa pemakaian Lampu LED bisa mencapai 50.000 jam dengan sumber daya DC. Dengan lamanya interval penggantian lampu berarti juga mengurangi frekuensi dan menghemat biaya operasional pemeliharaan untuk ongkos jasa penggantian bola lampunya saja. Baterai yang digunakan adalah baterai bebas perawatan (maintenance free) jenis VRLA dan tipe Deep Cycle.Dengan menggunakan perangkat ini, kita sudah memiliki sumber energi sendiri tanpa ketergantungan dengan pihak lain, hemat BBM, dan ramah lingkungan. PJU Tenaga Surya  beroperasi secara mandiri dan tidak memerlukan kabel jaringan antar tiang sehingga installasinya menjadi sangat mudah, praktis, sangat ekonomis dan tentunya dapat terhindar dari black out total jika terjadi gangguan.
Lampu penerangan jalan (PJU) tenaga matahari mempunyai ketinggian tiang yang berbeda-beda, mulai dari 7 m s/d 9 m. Jarak antar tiang juga bervariasi mulai dari 15m s/d 40m. Jarak antar tiang tergantung ketinggian tiang, jenis lampu, dan cahaya yang dibutuhkan (brightness).
Secara keseluruhan sistem ini dirancang untuk penyediaan cahaya penerangan umum dengan sumber energi terbarukan, bebas biaya perawatan dan berumur ekonomis lama. Dengan sistem pemasangan yang cepat dan mudah, PJU LED Tenaga Surya dapat menjadi solusi yang cepat dalam mengatasi kebutuhan penerangan jalan umum.

Keunggulan:
  • Terang dan tahan lama
  • Hemat energi  
  • Ramah lingkungan
  • Bebas polusi
  • Cepat dan mudah dalam pemasangan
  • Hemat biaya perawatan
  • Life time yang lama (lampu LED hingga 11 tahun & solar panel hingga 25 tahun)
  • Cocok dipasang di segala lokasi
  • Tersedia dengan daya mulai dari lampu dengan daya 15w (950Lm) -168w (14.558 Lm)

APLIKASI:
  • Jalan umum
  • Lampu taman
  • Lampu penerangan daerah wisata
  • Lampu dermaga
  • Lampu lapangan parkir
  • Lampu jalan raya terpencil
  • Lampu jalan pedesaan
  • Lampu lapangan olah raga

  • Area kampus
  • Lingkungan perumahan
  • Area SPBU
  • Area pabrik
  • Daerah pegunungan
  • Daerah pantai
  • Halte bus

KOMPONEN:
  • Modul Solar Cell Mono/Polycrystalline
  • Lampu LED/CFL + Cobra Head Lamp
  • Charge Controller Automatic Timer
  • Battery SLA/VLRA Deep Cycle Free Maintenance
  • Battery Box
  • Solar Panel Support
  • Various Brackets
  • Wiring Harnesses
  • Manual Book

PU Rencanakan Bangun 22 Bendungan

PU Rencanakan Bangun 22 Waduk
09-Departemen Pekerjaan Umum merencanakan pembangunan 22 bendungan pada 2010-2014. Pembangunan bendungan tersebut ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum (PU) Iwan Nursyirwan menjelaskan, saat ini dari 6,72 juta hektar daerah irigasi di Indonesia, baru 0,79 juta hektar atau 12 persen yang pengairan -nya dijamin bendungan.
"Kami akan meningkatkan kapasitas bendungan supaya sawah dapat ditanami tiga kali dalam setahun," kata Iwan dalam dengar pendapat Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Jakarta. Senin (8/6).
Di Indonesia bagian barat akan dibangun 11 bendungan, antara lain Bendungan Rajui, Tiro, Kru-engkeurti (Aceh); Kanan dan Sindang Heula (Banten); Bener.
Jatibarang, Diponegoro (Jawa Tengah); dan Bendo (Jawa Timur).
Sementara itu di Indonesia bagian timur akan dibangun 11 bendungan, antara lain Bendungan Surga dan Titab (Bali"); Pan-dansuri. Mila, Bintang Bano (Nusa Tenggara Barat); Raknamo dan Kolhua (Nusa Tenggara Timur); serta Pamukulu dan Paseloreng (Sulawesi Selatan).
Selesai 10 bendungan
Pada periode 2005-2009, menurut Iwan, telah selesai dibangun 10 bendungan, yakni Bendungan Keuliling (Aceh), Lodan (Jateng), Kedungbrutus (Jatim), Benel (Bali), Pernek dan Tibu Kuning (NTB), Lokojange, Danau Tua, Haekrit (NTT), dan Pon-re-Ponre (Sulsel).
Bendungan yang belum selesai dibangun adalah Jatigede (Jawa Barat), Panohan (Jateng), Gong-gang dan Bajulmati (Jatim), Te-laga Lebur (NTB), dan Nipah (Madura-Jatim).
Direktur Utama PT Jasa Tirta I Tjoek Walujo Subijanto menjelaskan, beberapa bendungan kini tidak lagi mampu menampung air lebih banyak karena terjadi pendangkalan.
Kapasitas Waduk Sutami, misalnya, kini tinggal 50 persen, sedangkan kapasitas Waduk Gajahmungkur kini tinggal 70 persen.
Untuk itu, Departemen Pekerjaan Umum meminjam dana dari Bank Dunia untuk menyiapkan dam operational improvement and safety project (DOISP), yaitu proyek untuk meningkatkan keamanan bendungan besar dan memperkuat kemampuan pemerintah mengelola operasi dan keamanan bendungan.
Dalam program DOISP, Departemen Pekerjaan Umum mengikutsertakan 34 bendungan. (RVO)