Three Gorges Dam

Ir. Rony Ardiansyah, MT.
Dosen Teknik sipil UIR
Artikel ini sudah pernah dimuat di Riau Pos

Manfaat dan permasalah tidak mungkin dihindari dalam setiap pembangunan. Begitu juga dengan Three Gorges Dam sebuah calon bendung terbesar, termahal beserta masalah terbesarnya. Bukan hanya PLTA Koto Panjang di daerah kita saja yang menimbulkan permasalahan lingkungan, akan tetapi pembagunan Sang Raksasa Three Gorges Dam dimaksudkan untuk mengontrol banjir yang kerap terjadi di derah aliran Sungai Yangtze (sungai terpanjang di Asia) dan memenuhi kebutuhan listrik yang makin meningkat di kemudian hari ternyata juga menimbulkan masalah raksasa pula.
Pada saat pembangunannya. Proyek PLTA Koto Panjang yang boleh dikatakan sebuah bendungan kecil bila dibandingkan dengan Three Gorges Dam saja sudah sangat banyak menimbulkan masalah sosial dan lingkungan. Menurut (Tempo, 02 Juli 2003), “Proyek itu penuh dengan kejahatan lingkungan, ekonomi dan kemanusiaan,” ujar Iman Masfardi, pengacara yang mewakili Walhi di Jepang. proyek pembangunan dam PLTA Koto Panjang, di Riau, menggunakan dana dari pemerintah Jepang sebesar Rp 31,177 miliar yen melalui OECF (Overseas Economic Development Fund). Proyek Koto Panjang yang dibangun 1997 ini, menggenangi areal seluas 124 Km persegi dengan menenggelamkan 12 desa yang terdiri dari 10 desa di provensi Riau dan 2 desa di Sumatra Barat sehingga 4886 kepala keluarga terusir dan dipaksa meninggalkan desanya dengan ancaman dan teror dari aparat. Proyek ini juga memotong aliran sungai Kampar Kanan sehingga mengganggu ekosistim lingkungan sekitar serta mengganggu habitat gajah yang merupakan hewan dilindungi. Selain itu masyarakat adat yang sudah berada di lokasi itu secara turun menurun dipaksa untuk pindah dengan intimidasi tanpa fasilitas yang memadai. Sehingga masyarakat yang biasa hidup didaerah aliran sungai dipaksa untuk tinggal di daerah pegunungan.
Kalau proyek PLTA Koto Panjang yang kecil saja sudah menimbulkan dampak lingkungan dan sosial yang begitu serius. Bagaimana dengan si Raksasa Three Gorges Dam? Sejak dimulainya tahap konstruksi Proyek Three Gorges Dam di Cina ini tahun 1993, hampir dua juta penduduk (sama dengan tiga kali lebih jumlah penduduk Pekanbaru) di relokasi dari tempat tinggalnya. Para kritikus menyampaikan pelanggaran HAM dalam proses relokasi. Ketika bendungan ini akan beroperasi nantinya, 13 kota besar, 140 kota kecil, dan 1.300 desa akan terendam seluruhnya oleh reservoir bendungan. Reservoir ini juga akan menenggelamkan 1.300 situs sejarah selamanya, angka ini menunjukkan 80 sampai 90 persen situs arkeologi yang terancam punah. Para arkeolog Cina yang hampir tidak berdaya meminta bantuan dan dukungan internasional untuk menyelamakan peninggalan-peninggalan kuno tersebut. Tidak hanya harta arkeologi yang harus diselamatkan, tetapi juga kelangsungan hidup spesies-spesies air yang berhabitat di Sungai Yangtze, lahan pertanian yang subur dan hutan di sekitar sungai. Persiapan, pelaksanaan konstruksi sampai beroperasi bendungan nantinya mengakibatkan polusi air, erosi, dan ketidakseimbangan ekosistem serta kepunahan satwa dan flora air seperti yang diramalkan para biologis.

Perdebatan tidak berhenti di situ, kritikus menggarisbawahi besarnya jumlah sedimen, lebih dari 700 juta ton, yang mengendap di Sungai Yangtze setiap tahunnya. Para ahli percaya sedimen tersebut akan mengumpul direvervoir bendungan dan saat itu akan sia-sia untuk mencegah banjir. Lebih jauh lagi, bendungan tidak akan pernah mencegah banjir dipercabangan sungai yang di hilir. Bahkan jika skenario mengerikan tersebut terjadi, kesalahan perhitungan kecil saja dalam penanganan sedimentasi akan menimbulkan masalah keuangan besar-besaran. Peng-endapan lumpur yang hebat juga menyumbat dermaga pada beberapa tahun kemudian dan menggagalkan pengembangan pelayaran.
Marilah kita mengenal lebih jauh kisah si Raksasa Three Gorges Dan bersama (Nirwala Hailinawati dalam majalah Clapeyron), yang kisahnya dimulai dari mitos terjadinya empat sungai besar di Cina yang ceritanya sebagai berikut. Di suatu masa ketika belum terdapat sungai dan danau di muka bumi, keempat naga bersaudara telah membuat kesalahan besar dengan menurunkan hujan di datran Cina yang kekeringan dan kekurangan pangan tanpa izin dari Kaisar Langit. Kaisar Langit sangat murka, keempat naga tersebut masing-masing disekapnya dalam sebuah gunung. Mereka tidak menyesalinya, lebih dari itu mereka memutuskan untuk terus berbuat baik bagi orang banyak dengan mengubah diri mereka menjadi empat sungai besar di Cina. Sungai Heilongjian di utara adalah sang Naga Hitam, sedangkan Sungai Zhujiang di selatan merupakan jelmahan dari Naga Mutiara. Naga Kuning berubah menjadi Sungai Huanghe, dan yang tertua dari keempat naga barsaudara, Naga Panjang menjelma menjadi Sungai Yangtze.
Sungai Yangtze yang merupakan sungai terpanjang di Asia ini, melayani kebutuhan sekitar 20 persen dari total daratan dan 25 persen lahan pertanian di negara tersebut. Selain sungai dengan panjang total 6.380 km ini juga menyediakan jaringan transportasi air yang melewati beberapa daerah paling padat penduduk dan sentra ekonomi penting di Cina.
San Xia, atau yang lebih dikenal dengan The Three Gorges Dam (Tiga Ngarai), merupakan bagian tak terpisahkan dari ekosistem Sungai Yangtze. Dengan panorama alam luar biasa indah dan tinggi dinding tebing mencapai 3.000 kaki, ketiga ngarai ini, Ngarai Qutang, Ngarai Wu, dan Ngarai Xiling, telah memanjakan mata wisatawan.
Di area Three Gorges inilah, atau lebih tepatnya di Sandaouping, tengah dibangun mega konstruksi termahal dalam sejarah. Sebuah bendungan dengan tinggi 185 meter (berkisar tinggi gedung 55 lantai), lebar 1,3 mil dan membentuk reservoir sepanjang 370 mil yang mampu menampung lebih dari 5 triliun galon air. Proyek ini dirancang dengan kemampuan menahan gempa 7,0 skala Richter dan membutuhkan jumlah beton dua kali lipat dari bendungan Itaipu di Brazil, yang saat ini adalah bendungan terbesar di dunia. Jika terselesaikan nanti pada tahun 2009 dengan masa konstruksi 15 tahun, Three Gorges Dam akan menjadi bendungan terbesar di dunia, …………………………..Ph.D., salah satu project engineer Three Gorges Dam mengatakan bahwa pembangkit listrik tenaga air di bendungan tersebut nantinya akan menghasilkan listrik sebesar 85 milyar KWH per tahunnya, yang setara dengan energi yang dihasilkan 25 juta ton minyak mentah, 15 pembangkit listrik tenaga nuklir, atau 50 juta batu bara. Ide pembangunan bendungan ini untuk mengontrol banjir dan menghasilkan energi hidroelektrik dalam jumlah besar telah menjadi impian beberapa generasi di Cina.

Kontraktor Jujur

Ir. Rony Ardiansyah, MT.
Dosen Teknik sipil UIR/Staf Pengajar Magister Teknik Sipil UII-UNILAK
        
          Kalaulah bisa mencari nafkah dijalan yang diridhai Allah SWT, mengapa harus memilih cara-cara yang haram? Tetapi kenyataannya, masih banyak pengusaha yang lebih memilih jalan pintas untuk mengumpulkan harta karun yang ujung-ujungnya mengorbankan kepentingan orang banyak, terutama orang-orang kecil.
            Saya sangat berkesan dengan cerita ilmiah, tentang proses terjadinya pembuahan dalam rahim. Dari sejumlah (lebih kurang satu sendok) ”mani” yang dipancarkan itu terdapat sekitar 50.000 sperma, dari jumlah sebesar itu ternyata hanya satu sperma yang paling perkasalah yang bisa mencapai sel telur. Jadi, baru untuk bisa mencapai proses pembuahan yang akan menjadi bakal makhluk hidup saja, kita telah membunuh 49.999 saudara kita.
            Kembali kemasalah mencari nafkah dengan cara haram, termasuk cara mendapatkan proyek dengan berkolusi, sehingga nilai yang terterap di lapangan paling-paling tinggal 50%-nya saja dari nilai total proyek. Sadarkah kita? Bahwa dengan cara merampok sepert ini, sesungguhnya kita pun sudah membunuh hak hidup dari puluhan ribu saudara-saudara kita yang tercinta, saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air. 
            Akal, merupakan karunia illahi yang maha hebat, yang tidak diberikan kepada makhluk apapun di alam semesta ini, kecuali manusia. Akal-lah yang membedakan kita dengan binatang buas, dan akal jugalah yang bisa membentuk pribadi kita sehingga menjadi makhluk yang paling mulia. Dengan akal bisa meninggikan derajat kita sebabagi manusia, bahkan lebih tinggi dari pada malaikat.
            Kalau begitu, dimakah kita tempatkan karunia yang maha hebat itu? Pengaturan tender semakin menjadi-jadi, kolusi secara ber-jamaah sudah semakin membudaya, upeti yang harus diserahkan kepada pimpro dan panitia lelang sudah menjadi rahasia umum, pemeriksa dan tim audit-pun tidak mau ketinggalan kereta kolusi yang serba modern, sampai kapankah hal ini akan terus berlangsung?

            Kontraktor yang ”jujur” adalah menivestasi dari pengusaha yang menggunakan karunia yang maha hebat ini, mereka mecari nafkah tanpa merugikan dan mengorbankan orang lain, mereka mengerjakan proyek-proyek untuk mendapatkan keuntungan yang wajar tanpa budaya semir. Karena merekalah pembangunan terlaksana dengan baik, pembangunan benar-benar dapat dirasakan sampai rakyat kecil sekalipun, bahkan dapat memberi nilai manfaat yang tiada taranya buat masyarakat pengguna.
            Kontraktor yang jujur, tidak pernah takut akan kehilangan proyek, dengan konteks jujur-nya itu mereka lebih mengutamakan profesional dari pada keuntungan. Kontraktor yang jujur adalah kontraktor yang di-ridhai oleh Allah SWT Tuhan semesta alam, sudah pantaslah untuk mendapatkan surga. Dalam suatu haditnya Rasullullah SAW bersabda; ……..Pedagang yang jujur tempatnya adalah surga, ditempatkan setingkat dengan para nabi.
            Abdur Rahman Bin Auf adalah contoh pedagang dermawan yang jujur, merupakan salah seorang sahabat Nabi Muhammad s.a.w yang berasal dari seorang bangsawan Quraisy,  yang termasuk dalam sepuluh sahabat yang dijanjikan Rasul s.a.w masuk surga (al-’Asyarah al Mubasysyarah). Ia rela menyerahkan seluruh kekayaannya untuk perjuangan Islam demi mengharapkan keridhaan Allah. Beliau dikenal juga sebagai seorang sahabat yang memiliki watak dinamis dan optimis serta ”zuhud” (berhati-hati) mendapatkan dan memiliki harta kekayaan (Darussyamsu, 2006).
            Sebagaimana diriwayatkan anas bin malik tentang Abdur Rahman Bin Auf berikut ini,………….dan berkatalah Sa’ad Bin Rabi’(sahabat Abdul Rahman yang dipersaudaraan oleh Rasullah dengannya) kepada Abdur Rahman Bin Auf: ”Wahai saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang kaya raya, silahkan pilih separuh dari hartaku dan ambillah! Dan aku juga mempunyai dua orang isteri, coba perhatikan yang lebih menarik perhatianmu, akan kuceraikan sehingga kamu dapat memperisterinya”. Jawab Abdur Rahman bin Auf:”Moga-moga Allah memberkati anda, isteri dan harta anda! Cukup tunjukkan letak pasar kepadaku, agar dapat aku berdagang.
            Abdur Rahman kemudian pergi ke pasar dan berjual beli di sana, ia pun  memperoleh keuntungan. Disebabkan keuletan dan optimisnya dalam menjalankan usaha dagang, dia kembali menjadi hartawan, tetap zuhud dengan harta tersebut.
            Kehati-hatian (zuhud) Abdur Rahman terhadap harta yang dimilikinya, tergambar dalam sebuah sabda Nabi s.a.w yang diriwayatkan dari Ibrahim bin Abdur Rahman Bin Auf sebagai berikut: ”Wahai Ibnu Auf, engkau ini termasuk orang kaya, dan engkau tidak akan masuk surga kecuali dengan merangkak, maka persembahkan kepada Allah apa yang dapat membebaskan langkahmu menuju surga”. Apa yang diwajibkan Allah ya rasul? Tanya  Abdur Rahman. ”Hendaklah kamu menghormati tamu, memberi makan orang miskin dan memenuhi permintaan orang yang meminta, niscaya semuanya itu menjadi penebus bagi semua yang ada pada dirimu”, jawab Rasul.
            Setelah mendengar itu, diapun menjual tanahnya seharga 40 ribu dinar, kemudian semua uangnya itu dibagi-bagikannya kepada keluarga Bani Zuhrah yang dhu’afa dan fakir miskin lainnya. Pada hari lain, ia menyerahkan 500 ekor kuda untuk perlengkapan bala tentara Islam. Menjelang wafatnya dia berwasiat supaya mengwakafkan hartanya 500 dinar untuk jalan Allah dan 400 dinar untuk setiap orang yang ikut Perang Badar dan yang masih hidup. Semoga Allah SWT dapat membukakan hati kita untuk meneladaninya.
sumber : http://ronymedia.wordpress.com/2010/05/12/%E2%80%9Dkontraktor-jujur%E2%80%9D-tempatnya-surga/

Pengertian Teknik Sipil

Apa yang anda ketahui mengenai teknik sipil?
jika anda tidak mengetahui apa itu teknik sipil, berikut informasi mengenai teknik sipil.

Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk keselamatan hidup manusia.

Teknik sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya pengetahuan matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer mempunyai peranannya masing-masing. Teknik sipil dikembangkan sejalan dengan tingkat kebutuhan manusia dan pergerakannya, hingga bisa dikatakan ilmu ini bisa merubah sebuah hutan menjadi kota besar.


Cabang-cabang ilmu teknik sipil

* Struktural: Cabang yang mempelajari masalah struktural dari materi yang digunakan untuk pembangunan. Sebuah bentuk bangunan mungkin dibuat dari beberapa pilihan jenis material seperti baja, beton, kayu, kaca atau bahan lainnya. Setiap bahan tersebut mempunyai karakteristik masing-masing. Ilmu bidang struktural mempelajari sifat-sifat material itu sehingga pada akhirnya dapat dipilih material mana yang cocok untuk jenis bangunan tersebut. Dalam bidang ini dipelajari lebih mendalam hal yang berkaitan dengan perencanaan struktur bangunan, jalan, jembatan, terowongan dari pembangunan pondasi hingga bangunan siap digunakan.

* Geoteknik: Cabang yang mempelajari struktur dan sifat berbagai macam tanah dalam menopang suatu bangunan yang akan berdiri di atasnya. Cakupannya dapat berupa investigasi lapangan yang merupakan penyelidikan keadaan-keadaan tanah suatu daerah dan diperkuat dengan penyelidikan laboratorium.

* Manajemen Konstruksi: Cabang yang mempelajari masalah dalam proyek konstruksi yang berkaitan dengan ekonomi, penjadwalan pekerjaan, pengembalian modal, biaya proyek, semua hal yang berkaitan dengan hukum dan perizinan bangunan hingga pengorganisasian pekerjaan di lapangan sehingga diharapkan bangunan tersebut selesai tepat waktu.

* Hidrologi: Cabang yang mempelajari air, distribusi, pengendalian dan permasalahannya. Mencakup bidang ini antara lain cabang ilmu hidrologi air (berkenaan dengan cuaca, curah hujan, debit air sebuah sungai dsb), hidrolika (sifat material air, tekanan air, gaya dorong air dsb) dan bangunan air seperti pelabuhan, dam, irigasi, waduk/bendungan, kanal.

* Teknik Lingkungan: Cabang yang mempelajari permasalahan-permasalahan dan isu lingkungan. Mencakup bidang ini antara lain penyediaan sarana dan prasarana air besih, pengelolaan limbah dan air kotor, pencemaran sungai, polusi suara dan udara hingga teknik penyehatan.

* Transportasi: Cabang yang mempelajari mengenai sistem transportasi dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Mencakup bidang ini antara lain konstruksi dan pengaturan jalan raya, konstruksi bandar udara, terminal, stasiun dan manajemennya.

* Informatika Teknik Sipil: Cabang baru yang mempelajari penerapan Komputer untuk perhitungan/pemodelan sebuah sistem dalam proyek Pembangunan atau Penelitian. Mencakup bidang ini antara lain dicontohkan berupa pemodelan Struktur Bangunan (Struktural dari Materi atau CAD), pemodelan pergerakan air tanah atau limbah, pemodelan lingkungan dengan Teknologi GIS (Geographic information system).

Keluasan cabang dari teknik sipil ini membuatnya sangat fleksibel di dalam dunia kerja. Profesi yang didapat dari seorang ahli bidang ini antara lain: perancangan/pelaksana pembangunan/pemeliharaan prasarana jalan, jembatan, terowongan, gedung, bandar udara, lalu lintas (darat, laut, udara), sistem jaringan kanal, drainase, irigasi, perumahan, gedung, minimalisasi kerugian gempa, perlindungan lingkungan, penyediaan air bersih, konsep finansial dari proyek, manajemen projek dsb. Semua aspek kehidupan tercangkup dalam muatan ilmu teknik sipil.


Perbedaan dari arsitek, terletak pada posisi ahli teknik sipil dalam sebuah proyek. Arsitek menyumbangkan rancangan, ide, kemungkinan pelaksanaan pembangunan di atas kertas. Hasil rancangan tersebut diserahkan selanjutnya kepada staf ahli bidang teknik sipil untuk pelaksanaan pembangunan. Tahapan ini, ahli teknik sipil melakukan perbaikan/saran dari pelaksanaan perencanaan, koordinasi dalam proyek, mengamati jalannya proyek agar sesuai dengan perencanaan. Selain itu, ahli teknik sipil juga membangun konsep finansial dan manajemen proyek atas hal-hal yang mempengaruhi jalannya proyek.

Ahli teknik sipil tidak hanya berurusan dengan pembangunan sebuah proyek bangunan, tetapi di bidang lain seperti yang berkaitan dengan informatika, memungkinkan untuk memodelisasi sebuah bentuk dengan bantuan program CAD, pemodelan kerusakan akibat gempa, banjir. Hal ini sangat penting di negara maju sebagai tolak ukur kelayakan pembangunan sebuah bangunan vital yang mempunyai resiko dapat menelan korban banyak manusia seperti reaktor nuklir atau bendungan, jika terjadi kegagalan perencanaan teknis. Rancangan bangunan tersebut biasanya dimodelkan dalam komputer dengan diberikan faktor-faktor ancaman bangunan tersebut seperti gempa dan keruntuhan struktur material. Peran ahli teknik sipil juga masih berlaku walaupun fase pembangunan sebuah gedung telah selesai, seperti terletak pada pemeliharaan fasilitas gedung tersebut.


SNI-Beton : Jarak Antar Tulangan

Kadang sewaktu mendesain struktur beton bertulang, kita ingin menggunakan tulangan yang sangat banyak atau justru sangat sedikit. Jika tulangannya banyak, maka jarak antar tulangan menjadi sangat rapat, sebaliknya jika sedikit, maka jaraknya menjadi renggang. SNI-Beton-2002 sebenarnya sudah memberikan batasan jarak atau spasi antar tulangan baik itu untuk balok, kolom, pelat, maupun dinding.
Batasan Spasi Tulangan menurut pasal 7.6 SNI-2847-2002

  1. Jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama tidak boleh kurang dari 25 mm.
  2. Jika tulangan terdiri dari lebih dari satu lapis (baris), maka jarak bersih antar baris tulangan adalah 25 mm.
  3. Untuk kolom, boundary element pada dinding geser, atau dinding yang mempunyai confinement (sengkang pengikat), jarak bersih antar tulangan utamanya adalah minimal 1.5d_b  atau 40 mm (mana yang terbesar).
  4. Pada dinding dan pelat lantai, tulangan lentur utama jaraknya harus kurang dari 3x tebal pelat (dinding) atau 500 mm (mana yang terbesar).
spasi-tulangan1
(sing palas... singkat padat jelas.. :D)

sumber : http://www.teknik-sipil.com/

Grafik Cepat Hitung Balok Beton

Nah, karena judulnya adalah grafik cepat, maka jenis balok yang didesain juga bukan balok yang aneh-aneh, melainkan jenis balok yang paling sederhana, yaitu balok persegi (bukan balok T) Cara paling cepat desain balok beton adalah dengan menggunakan dan sedikit analisa grafik.. :)
Grafik hubungan  \dfrac{\phi M_n}{bd^2} versus \dfrac{A_s}{bd} sebenarnya sudah banyak terdapat di buku-buku yang membahas desain balok beton bertulang. Di sini kami coba membuat grafik yang sama. Tapi, kami coba tidak sekedar memberi grafik, tapi juga membuat grafik, bagaimana menurunkan persamaan grafik tersebut.

Kita mulai dengan diagram yang sudah umum digunakan untuk analisa balok.

Persamaan kesetimbangan gaya antara gaya tekan beton dan gaya tarik tulangan. Bisa dituliskan sbb:
\begin{array}{rl} C &= T \\ 0.85 f'_cab &= f_y A_s \end{array}
Sehingga,
a = \dfrac{f_yA_s}{0.85f'_cb}
Selanjutnya, momen tahanan nominal dari balok tersebut adalah:
\phi M_n = \phi A_s f_y j_d
Dimana,  j_d = d - 0.5a
(ini kan udah dibahas, om?)
Yaaa.. nggak ada salahnya, semakin sering dibahas, semakin membekas di ingatan bukan?
Lanjutkan..!
Kita akan bermain-main sedikin dengan persamaan momen di atas,
 \phi M_n = \phi A_s f_y (d-0.5a)
Subtitusi nilai a,
\phi M_n = \phi A_s f_y (d - 0.5\dfrac{A_s f_y}{0.85f'_cb})
Keluarkan d dari kurungan,
\phi M_n = \phi A_s f_y d (1 - \dfrac{A_s f_y}{1.7f'_cbd})
Perhatikan bahwa,  \rho = \dfrac{A_s}{bd} ,
sehingga,
 \phi M_n = \phi A_s f_y d (1 - \dfrac{\rho f_y}{1.7f'_c})
Kalo  \rho=\dfrac{A_s}{bd} , maka  A_s = \rho bd ,.. hehe..anak SMP juga tau.
Sehingga,
 \phi M_n = \phi f_y \rho bd^2 (1 - \dfrac{\rho f_y}{1.7f'_c})
Dimodifikasi lagi,
 \dfrac{\phi M_n}{bd^2} = \phi f_y \rho (1 - \dfrac{\rho f_y}{1.7 f'_c})
Itu dia yang akan kita buat grafiknya!
Biar lebih enak dilihat, kita bisa tuliskan seperti ini:
 \begin{array}{rl} Y &= A \rho (1 - B \rho) \\ \\ Y &= \dfrac{\phi M_n}{bd^2} \\\\ A &= \phi f_y \\\\ B &= \dfrac{f_y}{1.7f'_c} \end{array}
A dan B adalah konstanta dengan parameter f'c dan fy, Y dan ρ adalah variabel.
Pembatasan Tulangan Maksimum
Menurut SNI, rasio tulangan tidak boleh lebih dari  0.75 \rho_b .
Sementara,
 \rho_b = \beta_1 \dfrac{0.85f'_c}{f_y} \big( \dfrac{600}{600+f_y} \big)
 \beta_1 = 0.85-0.005 ( \dfrac{f'_c-30}{7}) \quad 0.85 \ge \beta_1 \ge 0.65
Untuk tulangan minimum, menurut SNI,
 \rho_{min} = \text{min } \left\{ \begin{array}{l} \dfrac{\sqrt{f'_c}}{4f_y} \\\\ \dfrac{1.4}{f_y} \end{array} \right.
Tinggal digambar grafiknya di MS Excel, dengan menggunakan persamaan di atas, untuk berbagai nilai f'c dan fy.
Hasilnya kurang lebih seperti gambar di bawah:
(klik untuk melihat gambar lebih jelas)
grafik-tulangan_30626_image002
Desain Ekonomis
Untuk desain yang ekonomis, biasanya (kali ini saya pake kata biasanya, soalnya memang ini berdasarkan pengalaman), rasio tulangan diambil paling banyak sekitar 0.45 dari rasio maksimum. Jadi, grafik di atas bisa kita modifikasi sedikit agar bisa difokuskan ke area yang lebih ekonomis.
grafik-tulangan_30626_image004
Ternyata desain yang ekonomis bisa men-support \dfrac{\phi M_n}{bd^2} hingga mencapai angka 4.4.
Apa artinya itu? Lebih baik kita langsung lihat contohnya.
Contoh kasus:
Balok sederhana (dua tumpuan), penampang persegi ukuran bxh:
Panjang bentang, L = 5 m.
Beban ultimate, q = 18 kN/m. (termasuk berat sendiri)
fy = 400 MPa (tulangan ulir)
f'c = 20 MPa
Berapa ukuran penampang, dan tulangan yang dibutuhkan?
  1. Hitung momen ultimate
     M_u = \dfrac18 qL^2 = \dfrac18 18 \times 5^2 = 56.25 \text{ kNm} \\ \phi M_n \ge M_u
  2. Asumsikan tinggi balok
    Sesuai SNI (bisa dilihat di tabel ini), tinggi minimum balok sederhana panjang bentang 5 m, adalah L/16 = 312.5 mm. Kita asumsikan saja tinggi balok = 350 mm.
  3. Asumsikan lebar balok dan tebal selimut.
    Lebar balok kita tentukan = 250 mm. Sedangkan tebal selimut beton = 50 mm, sehingga d = 300 mm.
  4. Hitung Y
     Y = \dfrac{\phi M_n}{bd^2} \\\\ Y = \dfrac{56.25E6}{250\times300^2} \\\\ Y = 2.5
  5. Baca Grafik.
    Mulai dari sumbu Y -> cari angka 2.5 -> tarik ke kanan -> berpotongan dengan grafik untuk f'c 20 MPa -> kemudian tarik ke bawah memotong sumbu ρ di titik kurang lebih 0.87%.
    grafik-tulangan_30626_image006
  6. Hitung As
     A_s = \rho b d = \dfrac{0.87}{100}250\times300 = 652.5 \text{ mm}^2
  7. Tentukan jumlah tulangan
    Gunakan tulangan 3D19, A_s = 849 \text{ mm}^2  .
  8. Kalau perlu hitung ulang tahanan momen lenturnya.
     \rho = \dfrac{849}{250\times 300} = 1.13\%
    Baca grafik, sehingga diperoleh Y = 3.13.
     \phi M_n = 3.13 \times 250 \times 300^2 = 70.425 \text{ kNm}
    Tentu harus lebih besar daripada momen ultimate.
Silahkan berkesperimen melalui contoh di atas dengan menggunakan dimensi penampang yang berbeda-beda, misalnya dengan ukuran balok 200x400, tulangan yang bisa dipasang adalah 2D19, dll.
download:
File *xls grafik sedang disiapkan, insya Allah dalam 1-2 hari ini.


Update 25/02/2010 : File xls yang kami janjikan masih ada di komputer kami yang sedang rusak (sedang dalam perbaikan), dan mohon maaf karena kami tidak membuat copy (backup) dari file tersebut. Sekali lagi mohon maaf karena janjinya belum bisa ditepati hinggai update ini dibuat.


Update 02/03/2010 : File aslinya masih belum bisa kami akses. Sebagai gantinya, kami buat file yang serupa, namun lebih interaktif.
File xls-nya bisa didownload di sini.
Atau di sini.
Semoga bermanfaat.[]
sumber :  http://duniatekniksipil.web.id

Soft Story Alias Si Lantai Lunak

Soft story adalah istilah yang sering digunakan dalam pembahasan tentang struktur gedung tahan gempa. Soft story kalo diterjemahkan mentah-mentah ya artinya lantai lunak. Maksudnya? Apakah berarti ada juga istilah Hard Story? Hehehe... Sekedar analogi, kita bisa misalkan gedung bertingkat sebagai lapisan-lapisan batu bata yang ditumpuk di atas sebuah meja. Tiap lapisan batu bata merepresentasikan lantai gedung. Sementara itu ada tumpukan batu bata lain. Tapi di tengah-tengah tumpukan tersebut, ada satu lapisan yang batu batanya mempunyai rongga yang cukup besar di dalamnya.
ilustrasi soft-story
ilustrasi soft-story

Sekarang, misalkan kita guncang meja tersebut ke arah horizontal secara acak dan bolak balik. Dengan goncangan yang sama, ternyata kedua tumpukan batu mempunyai perilaku yang berbeda. Tumpukan pertama bisa saja masih bertahan selama goncangan berlangsung. Akan tetapi tumpukan kedua sudah runtuh akibat lapisan batu bata "palsu" yang ada di tengah-tengah tadi yang tidak kuat menahan gaya dorong "fiktif" yang bekerja secara lateral dan bolak balik.
Lapisan batu bata lunak ini bisa direpresentatifkan sebagai soft story. Jika lapisan lunak ini berada di lantai paling atas, tentu bukan masalah. Justru yang jadi masalah adalah kalau lantai lunak ini berada pada lapisan atau lantai yang paling bawah. Dan.. kenyataannya memang seperti ini yang banyak dijumpai di lapangan. Mengapa demikian?
Berikut ini kami coba berikan dua contoh faktor yang menyebabkan keruntuhan karena pengaruh soft story.
A. Kekakuan Dinding Bata Diabaikan.
Gedung-gedung tinggi yang bertipe gedung perkantoran, hotel, atau apartemen, khususnya di kota-kota besar, pada umumnya mempunyai lobi yang berada di lantai dasar atau lantai ground. Ciri-ciri lantai lobi adalah :
- Tinggi antar lantainya biasanya lebih besar daripada lantai tipikal di atasnya. Arsitek biasanya menginginkan hal ini agar ruangan lobi terlihat lebih besar, luas, dan megah.
- Karena ingin luas, maka di lantai lobi, penggunaan dinding bata relatif lebih sedikit daripada di lantai-lantai atas yang memang membutuhkan dinding-dinding sekat antar ruangan.
Lantai lunak akibat bukaan yang lebih banyak
Lantai lunak akibat bukaan yang lebih banyak
Akibatnya, seperti yang terlihat pada gambar di atas, lantai paling bawah menjadi lantai yang paling lunak (kurang kaku) dibandingkan lantai di atasnya. Salah satu solusinya adalah menambah ukuran kolom sebesar mungkin sehingga bisa mengimbangi kekakuan-kekakuan lantai di atasnya.
B. Kekeliruan Antara Desain dan Pelaksanaan
Tumpuan didesain sebagai jepit
Tumpuan didesain sebagai jepit
Kenyataannya, tumpuan berperilaku sendi
Kenyataannya, tumpuan berperilaku sendi
Contoh di atas adalah contoh kasus yang sepele namun dampaknya luar biasa. Tumpuannya didesain jepit, akan tetapi pada pelaksanaannya, justru tumpuan tersebut berperilaku sendi.
Kenapa sih tumpuan itu bisa sendi? Ada beberapa penyebabnya, antara lain:
  1. Tidak ada yang mentransfer momen dari kolom ke pondasi.
    Ketika menentukan sebuah tumpuan itu adalah jepit, maka perlu diperhatikan bahwa akan ada momen lentur di kaki kolom (tumpuan), dan.. harus ada yang bisa mentransfer momen tersebut ke pondasi dan terus ke tanah. Jika pondasinya tipe tiang (pile) baik itu pancang atau bor, setidaknya harus ada pilecap yang cukup kuat untuk menahan momen dari kolom tersebut. Jika pondasinya pondasi tapak, sebaiknya kolom tidak didesain sebagai jepit. Pondasi tapak tidak efektif dalam menahan momen lentur akibat reaksi tumpuan jepit.
  2. Pondasi tidak didesain untuk menahan momen.
    Kadang pondasi tapak sudah didesain untuk menahan momen, tetapi pada kenyataannya, jika ada momen yang terjadi pada pondasi, akan ada perbedaan tekanan pada tanah di daerah ujung-ujung pondasi. Akibatnya bisa terjadi perbedaan settlement. Jika ada perbedaan settlement di ujung-ujung pondasi tapak, maka akan timbul rotasi. Adanya rotasi menyebabkan perilaku jepit menjadi tidak sempurna lagi.
Rotasi pada pondasi tapak mengurangi kekuatan penjepitan
Rotasi pada pondasi tapak mengurangi kekuatan penjepitan
Kurang lebih 2 hal itulah yang paling banyak menyebabkan kegagalan soft-story. Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan oleh perencana?
  • Lantai yang dianggap "lunak" sebaiknya kekakuan kolomnya agak dilebihkan. Berbicara kekakuan artinya kita berbicara tentang variabel E, I, dan L. Menaikkan E berarti meninggikan mutu beton, hal ini relatif jarang dilakukan jika hanya mau meningkatkan kekauan satu lantai saja. Mengurangi nilai L (tinggi antar lantai) juga sulit dilakukan karena tinggi lantai yang sudah ditentukan oleh arsitek biasanya tidak bisa diubah lagi. Yang paling mungkin adalah menambah momen inersia, I, yaitu dengan memperbesar ukuran kolom. Hal ini memang membutuhkan koordinasi dengan pihak arsitek.
  • Yang paling ideal adalah, kekakuan dinding bata juga sebaiknya dimasukkan ke dalam perhitungan. Akan tetapi di Indonesia khususnya, belum ada pedoman mengenai hal ini, apalagi dalam perencanaan bangunan tahan gempa. Sebenarnya boleh saja kita tidak memasukkan kekauan dinding bata ke dalam perhitungan, akan tetapi hal ini berarti dalam pelaksanaannya nanti dinding bata tersebut harus "terlepas" (tidak diikat) dari struktur utama. Hal ini tentu sangat berbahaya karena dinding tersebut sewaktu-watu bisa rubuh dan menimpa orang yang ada di dekatnya.
  • Jika pondasinya tidak didesain untuk menahan momen, sebaiknya tidak menggunakan tumpuan jepit.[]

Download Analisa Struktur Jembatan


Berawal dari kondisi di lapangan yang meminta kami untuk segera menyediakan jembatan sementara (temporary bridge) untuk akses selama masa konstruksi, akhirnya saya melakukan kegiatan jalan-jalan di dunia maya. Semakin lama berjalan akhirnya saya terdampar di sebuah blog yang isinya luar biasa. Pemiliknya adalah seorang "insinyur" yang sudah sangat berpengalaman dalam mendesain jembatan dan gedung.
Beliau dengan senang hati membagikan secara sukarela file-file contoh analisis dan perhitungan struktur jembatan secara lengkap. Mungkin tidak ada penjelasannya, tapi kita bisa pelajari sendiri laporan perhitungan tersebut.
Berikut ini contoh screenshot hasil karya beliau.
Nah... secara sukarela, saya juga ingin berbagi file-file tersebut.
Caranya gampang, tinggal klik kata "DOWNLOAD".
Jangan lupa passwordnya: dts
Selaman mendownload.
sumber: http://mnoerilham.blogspot.com/
[]sumber : http://duniatekniksipil.web.id/

Aspek hukum dalam konstruksi

1.        Latar Belakang
Proses Kegiatan yang dilakukan oleh manusia bertolak pada salah satu prasarana penunjang dalam hal komponen fisik bangunan untuk dapat mengerjakan serta mengembangkan berbagai usahanya. Hingga saat ini kita dapat melihat bahwa pembangunan disegala bidang sedang giat-giatnya dilaksanakan baik proyek fisik berupa gedung, rumah, dsb maupun berupa nonfisik berupa fasilitas-fasilitas umum. Dari pelaksanaan proyek tersebut banyak tujuan (Goal Setting) yang dapat dicapai, namun harus kita akui juga, bahwa ada banyak proyek-proyek yang tidak berhasil bahkan gagal sama sekali. Kegagalan suatu proyek dapat dilihat dengan adanya proyek-proyek yang terlambat penyelesaiannya baik ditinjau dari segi waktu (time), biaya (Cost), dan mutu hasil pengerjaan (Quality Project), atau  dalam hal lain dikarenakan tidak berfungsinya suatu bangunan sebagaimana awalnya perencanaannya (baik karena perubahan lingkungan, orang-orang yang terlibat, dsb), dan  juga buruknya bangunan yang rusak dalam waktu yang relatif singkat (tidak mencapai umur rencana) setelah proyek selesai dikerjakan, hal ini tentunya memberi dampak pada pemborosan dana pembangunan.
Tingkat keberhasilan ataupun kegagalan suatu proyek akan banyak ditentukan oleh pihak-pihak yang terkait secara tidak langsung (Dalam hal ini bisa pemilik proyek, badan swasta,  dan pemerintah) maupun secara langsung yang dalam hal ini, yaitu  Penyedia barang dan jasa (Kontraktor Pelaksana, Konsultan perencana, Konsultan pengawas) dalam suatu siklus/ tahapan manajemen meliputi Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengisian staff (Staffing), pengarahan (Directing), pelaksanaan, pengendalian (controling), dan pengawasan (supervising).
Proses pelaksanaan suatu proyek perlu melihat pada bagaimana suatu proyek pembangunan tersebut dapat dikerjakan secara efektif dan efisien dalam pencapaian suatu kebutuhan. Pengerjaan secara efektif  dimaksudkan bahwa perlu adanya pengaktifan semaksimal mungkin sumber daya yang ada (bahan, peralatan, material, dan pekerja), dan efisien dimaksudkan untuk meminimalkan segala biaya yang diperlukan untuk suatu proyek. Secara garis besar proses ini dapat berjalan dengan baik, jika pihak pelaksana proyek dapat memaksimalkan segala perihal yang mendukung pengerjaan tersebut, serta adanya hubungan kerja yang baik dengan fungsi-fungsi kerja yang lain. Pelaksanaan suatu proyek selalu didasari pada suatu kontrak kerja. dimana sebelumnya suatu suatu proses Pra kontrak. Kegiatan pra kontrak meliputi segala proses persiapan dan pelaksanaan pengadaan jasa konstruksi (Tender) baik melalui Pelelangan umum dan pelelangan terbatas.
Globalisasi perdagangan bebas telah mengkaitkan, bahwa setiap kegiatan yang menjadi komoditi transaksi dalam perdagangan antar individu, antar regional dan antar negara harus menggunakan standar mutu, baik standar mutu produk, standar sistem, standar proses maupun standar keselamatan, standar kesehatan, standar keamanan, standar lingkungan dan lain-lainnya. Yang harus diatur dan ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan nasional yang mengacu pada standar internasional yang ada. Komoditi produk yang diperdagangkan harus mencapai standar mutu yang telah disepakati bersama oleh semua pihak dan masyarakat dunia. Barang siapa yang tidak mampu memenuhi standar mutu tersebut tidak akan mampu bersaing, bahkan tidak akan dibeli orang.
Globalisasi perdagangan ini telah melanda semua sektor, baik sektor produk barang maupun produk jasa. Tak ketinggalan produk jasa pelayanan konsultan yang dihasilkan atas dasar interaksi penggunaan pikiran manusia (man braind) sebagai output yang dihasilkan dari sekelompok orang yang menghasilkan produk jasa konsultan tersebut. Untuk mencapai mutu produk jasa konsultan yang mampu memuaskan pelanggan, maka setiap badan usaha konsultan dituntut untuk memiliki kemampuan kompetitif yang berdasarkan pada paradigma sebagai berikut
1. Pencapaian tingkat harapan pelanggan yang menyangkut kinerja (performance) konsultan,
2. Peningkatan efisiensi dalam pesaingan (competitifness) diantara para konsultan,
3. Manajemen badan usaha konsultan yang harus bersifat progresif fleksibel,
4. Berorientasi pada kemampuan kompetisi (competitifness oriented), bukan profit oriented.
Peningkatan kinerja konsultan yang secara terus menerus pada zaman kini merupakan tantangan, mengingat jumlah badan usaha konsultan yang mengikuti persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin banyak pula. Dituntut setiap konsultan harus mampu menekan biaya seefeisien mungkin, sehingga mampu memberikan penawaran harga yang bersaing, tetapi tetap memberikan jasa sesuai standar, spesifikasi teknis dan harapan pelanggan yang telah ditetapkan.
Memperhatikan kondisi yang menuju efisiensi tersebut, maka setiap badan usaha  harus mengubah orientasinya dalam kemampuan bersaing (competitifness oriented) dengan pandai-pandai memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin. Tidak lagi berorientasi mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya (profit oeriented) yang bakal menjadikan kalah bersaing, sehingga selalu menemui kesulitan untuk memperoleh pekerjaan. Setiap pelaku usaha jasa konsultan harus mencermati kondisi akibat globalisasi ini.
 

Pada proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa konstruksi, sangat diperlukan adanya ketertiban antara pengguna dan penyedia Barang dan jasa dalam mengikuti dan menaati prosedur pelaksanaan suatu pelelangan. Kejadian-kejadian dalam bidang jasa konstruksi yang terjadi dimasa sekarang  memperlihatkan adanya kelemahan dan permasalahan sebelum pelaksanaan konstruksi . Contoh kasus pada bagaimana proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa konstruksi khusus pada pelelangan terbatas yang kerap kali telah menyimpang dari prosedur, dimana terlihat adanya kecerendungan untuk melakukan praktek kecurangan, Korupsi, Kolusi , dan Nepotisme (KKN) dalam suatu proses pelelangan,diantaranya :
A.      Langganan pemenang dari waktu- kewaktu.
B.      Tender arisan diantara peserta lelang.
C.      Pelaksanaan tender dengan tekanan.
Bertolak dari permasalahan yang terjadi diatas, maka kami menyadari perlu untuk mengindentifikasi masalah yang ada. Secara garis besar pokok pembahasan yang dimasukkan dalam rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
-          Apa penyebab terjadinya langganan pemenang, tender arisan, tender dengan tekanan serta  kelemahan dan kebaikannya. 
-          Bagaimana cara menghilangkan praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) pada suatu proses pelelangan.

  1. Beberapa Pengertian
Pemilik Proyek
Adalah Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili Pemerintah daerah propinsi Dati I Sulawesi Tengah.
            Pemimpin Proyek
Adalah pejabat yang ditunjuk dengan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah, yang mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Pemerintah daerah tingkat I, untuk mengendalikan pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak.
            Proyek
Adalah suatu rangkaian kegiatan yang menggunakan berbagai sumber daya yang dibatasi dimensi waktu dan biaya untuk mewujudkan gagasan serta tujuan yang telah ditetapkan.
             
             
             
            Peserta lelang
Adalah rekanan yang bergerak dalam bidang jasa pemborongan, yang berhak mengikuti  dan hadir pada saat pelelangan.
            Rekanan
Adalah badan hukum yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi yang berhak mengikuti prakualifikasi dan pelelangan.
            Kontraktor
Adalah badan hukum yang mengajukan penawaran harga pekerjaan yang telah ditunjuk oleh pemilik atau pemimpin proyek dan telah menandatangani kontrak untuk melaksanakan pekerjaan. 
            Kontrak
Adalah suatu perikatan yang dituangkan dalam perjanjian tertulis dan isi kontrak telah disepakati oleh pemberi kerja dan mitra kerja, setelah ditanda tangani merupakan hukum bagi kedua belah pihak yang menandatangani.
            Dokumen kontrak
Adalah suatu dokumen yang memuat persyaratan-persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan pekerjaan  yang diperjanjikan, sesuai dengan dokumen pengadaannya.
            Dokumen Pengadaan
Adalah suatu dokumen yang memuat persyaratan-persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan pekerjaan  yang terdiri dari :
a.       Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
b.      Gambar-gambar pekerjaan
c.       Perubahan-perubahan RKS dan gambar-gambar pekerjaan
d.      Berita acara penjelasan pekerjaan dan peninjauan lapangan berupa perubahan-perubahannya.
            Dokumen Pelelangan
Adalah dokumen pengadaan yang digunakan dalam suatu pelelangan pekerjaan yang diterbitkan oleh pemilik
            Penawar
Adalah peserta lelang yang telah diundang oleh pemilik untuk mengajukan penawaran berdasarkan ketentuan pelelangan yang berlaku.
            Engginer’s Estimate (EE) atau Estimasi Perencanaan
Adalah perkiraan biaya pekerjaan proyek  / bagian proyek yang dibuat oleh perencana dan atau konsultan.
            Owner’s Estimate (OE) atau estimasi pemilik
Adalah perkiraan biaya pekerjaan proyek / bagian proyek yang dibuat oleh panitia yang merupakan peninjauan kembali Engineer’s Estimate (EE) disahkan oleh pemimpin proyek.
             
             
             
            Kolusi
Adalah persengkongkolan antara pihak yang kuasa dengan pihak yang berkepentingan, atau sejenis dengan maksud saling menguntungkan, yang berakibat merugikan negara dan / atau masyarakat.
            Korupsi
Adalah tindak pidana menurut undang-undang nomor 3 tahun 1991 melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan dengan menyalahgunakan wewenang, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang secara langsung atau tidak langsung dapat merugikan keuangan negara dan atau perekonomian negara
            Nepotisme
Adalah Kecenderungan untuk mengutamakan serta menguntungkan sanak saudara sendiri. 
            Pelelangan umum
Adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa, media cetak, dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luar dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
            Pelelangan terbatas
Adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang diikuti oleh sekurang-kurangnya lima rekanan yang tercantum dalam daftar rekanan terseleksi (DRT) yang dipilih diantara rekanan yang tercatat dalam daftar rekanan mampu (DRM) sesuai dengan bidang usaha atau ruang lingkupnya atau kualifikasi kemampuannya dengan pengumuman secara luas, melalui media massa, media cetak dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha dapat mengetahuinya.
            Pemilihan langsung
Adalah pelaksanaan pengadaan barang dan jasa tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3 penawar  dan melakukan negoisasi, baik treknis maupun harga, sehingga diperoleh harga yang wajar dan teknis yang dapat dipertanggungjawabkan dari rekanan yang tercatat dalam daftar rekanan mampu (DRM), sesuai bidang usaha, ruang lingkupnya, atau kualifikasi kemampuannya.
            Pengadaan langsung
Adalah pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan diantara rekanan golongan ekonomi lemah tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas atau langsung.

  1. Indikator kelemahan atau permasalahan dalam proses pelelangan
Proses pelaksanaan suatu proyek konstruksi dapatlah berjalan dengan efektif bila didukung dengan adanya suatu hubungan kerja sama (Coordinating) yang terkontrol diantara pihak-pihak yang terlibat didalam suatu proyek. Oleh sebab itu,sebelum dilaksanakannya suatu proyek konstruksi perlu dilakukannya proses pengadaan barang dan jasa konstruksi yang nantinya akan bertugas didalam melaksanakan dan menyelesaikan konstruksi bangunan dilapangan. Untuk menunjang ketepatan didalam mengambil keputusan pemenang dalam suatu pelelangan, diperlukan peninjauan secara objektif dan transparan baik dari segi kelengkapan surat-surat maupun penawaran yang dilakukan oleh pihak penyedia barang dan jasa konstruksi.
Pada masa yang terjadi sekarang ini, kita dapat melihat bagaimana proses pelaksanaan konstruksi yang dijalankan oleh pihak-pihak terkait. Khusus pada batasan ini kita melihat perihal proses pelelangan yang kerap kali menjadi masalah, akibat adanya kelemahan dalam prosedur pelaksanaan pengaadaan barang dan jasa konstruksi.
3.      Rencana Mutu Proyek (RMP)
Rencana Mutu Proyek (RMP) menjadikan bagian yang amat penting dalam kegiatan Satuan Kerja di lingkungan Departemen PU, sebagai amanat Kepmen PU No. 362/KPTS/M2004 tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu di Lingkungan Departemen PU Sebagaimana yang didefinisikan dalam standar SNI 19-9000:2001, bahwa proyek adalah suatu proses yang unik terdiri dari suatu set kegiatan yang terkoordinasi dan terkendali, mempunyai batasan oleh waktu (dari saat awal hingga akhir) untuk mencapai suatu tujuan sesuai persyaratan tertentu dengan pengelolaan yang sangat dipengaruhi oleh adanya kendala waktu, biaya dan sumber daya. Dengan demikian proses penyelenggaraan proyek harus dilaksanakan secara efektif, maka diperlukan adanya Rencana Mutu Proyek atau RMP. Dokumentasi RMP merupakan salah satu bukti otentik yang sangat penting dalam sistem manajemen mutu penyelenggaraan proyek.
               
RMP merupakan bagian yang sangat penting dalam penerapan sistem manajemen mutu, dimana RMP dokumen perencanaan yang harus dibuat sebelum proses realisasi penyelenggaraan proyek dengan tujuan memberikan kepastian jaminan mutu (quality assurance) atas konsistensi proses dan produk yang akan dihasilkan. RMP tidak terlepas dari tahapan proses pengadaan oleh Satuan Kerja pada Instansi Pengguna Jasa, yang meliputi proses sejak dari tahap prakualifikasi, tender, penunjukkan pemenang, penandatanganan kontrak hingga perintah mulai kerja.

Di dalam persyaratan standar, RMP merupakan dokumentasi perencanaan realisasi produk untuk merencanakan dan mengembangkan proses realisasi produk secara konsisten dengan persyaratan sistem manajemen mutu.  RMP harus mengatur dan memuat ketentuan mengenai :

a)      sasaran mutu dan persyaratan produk,
b)     penetapan proses, dokumen dan penyediaan sumber daya spesifik yang diperlukan bagi produk,
c)    persyaratan verifikasi, validasi, pemantauan, inspeksi, dan uji yang spesifik bagi produk dan kriteria keberterimaan produk (criteria for product acceptance),
d      rekaman-rekaman yang diperlukan untuk membuktikan bahwa proses realisasi dan hasil produk memenuhi persyaratan
               
Dapat dikatakan bahwa, RMP adalah dokumen yang menetapkan proses-proses sistem manajemen mutu, termasuk proses realisasi produk dan sumber daya yang digunakan untuk produk, proyek atau kontrak yang spesifik.

 Manfaat RMP bagi Pimpinan Satuan Kerja adalah sebagai panduan untuk memantau, mengukur dan mengendalikan kinerja penyelenggaraan proyek, disamping menjadi kerangka bagi pengendalian penyediaan sumber daya, pencapaian mutu produk sesuai spesifikasi dan peningkatan kepuasan pelanggan dan masyarakat pengguna. RMP merupakan tolak ukur bagi pelaksanaan proyek dalam rangka mencapai kinerja proyek setiap waktu, dan apabila selama penyelenggaraan proyek terjadi penyimpangan akan segera diketahui secara dini, tanpa harus menderita kecacatan produk yang baru diketahui pada saat akhir proyek yang menjadikan pemborosan atau kerugian yang besar.
               
Sedangkan bagi para pelaksana di lapangan, RMP merupakan panduan selama kegiatan proyek di lapangan agar proses tetap konsisten dalam upaya pencapaian mutu produk sesuai kriteria keberterimaannya dan harus selalu dalam kondisi terkendali terhadap kendala waktu, biaya dan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai mutu sesuai spesifikasi dan persyaratan yang ditetapkan. Pemeriksaan keberterimaan setiap tahapan proses harus sudah direncanakan dalam RMP dengan maksud untuk menjamin bahwa efektifitas pencapaian keberterimaan setiap tahapan telah sesuai sehingga menghasilkan produk bermutu tanpa cacat.

 RMP harus selalu dikomunikasikan kepada semua personil yang terlibat dalam penyelenggaraan proyek, terutama yang bertanggung jawab dalam pencapaian mutu produk di proyek

 Dalam suatu penyelenggaraan proyek dapat terjadi keterlibatan beberapa pihak yang berinteraksi satu sama lain bergantung pada peran penugasan masing-masing dan mereka harus bekerja sama dengan baik dan berkesinambungan dengan kemampuan dan kompetensi masing-masing pihak yang saling mendukung untuk menjajikan produk yang memenuhi spesifikasi. Pengguna Jasa harus tetap mendapatkan jaminan mutu (quality assurance) sebagai pihak yang memesan produk dan jasa dari proyek yang diselenggarakan oleh Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus mampu meyakinkan Pengguna Jasa bahwa produk dan jasa yang akan diserahkan mampu mencapai spesifikasi dan persyaratan lainnya untuk mencapai kepuasan pelanggan atau Pengguna Jasa..
               
Menyusun RMP harus memperhatikan kaidah dan substansi yang dipersyaratkan dalam sistem manajemen mutu, agar RMP tersebut dapat diterapkan sesuai dengan tujuan pencapaian proses kerja yang konsisten untuk menghasilkan produk yang bermutu. RMP merupakan dokumentasi perencanaan proyek yang harus menjadi suatu keputusan yang strategis Pimpinan Satuan Kerja pada Instansi Pengguna Jasa yang menyangkut kebutuhan akan :

 a.       Rencana pengendalian mutu setiap tahapan proses untuk mendapatkan mutu produk yang memenuhi kepuasan pelanggan.
 b.      Tuntutan pengguna jasa (atasan) terhadap penyajian mutu produk melalui proses yang terencana dan terkendali selama penyelenggaraan proyek.
 c.       Harapan masyarakat yang memanfaatkan hasil proyek terhadap konsistensi fungsi dan manfaat yang sesuai keperluannya.
 d.   Kompetisi persaingan usaha semakin ketat, menjadikan sistem manajemen mutu merupakan kebutuhan dalam setiap proyek jasa konstruksi.