Bapak Sanny Khow, orang Indonesia yang saat ini bekerja sebagai bridge engineer di San Fransisco

Bapak Sanny Khow, orang Indonesia yang saat ini bekerja sebagai bridge engineer di San Fransisco ternyata mendukung pendapat saya, bahwa sambungan las juga dipakai pada konstruksi jembatan. Dukungan yang diberikan tidak sekedar komentar tetapi juga disertai fakta-fakta yang ada pada proyek-proyek beliau. Ini ada beberapa foto yang saya down-load dari face book beliau.
Pak Sanny Khow dengan latar belakang erection segment kolom jembatan di  ZPMC, Shanghai.  Menurutnya : column ini semuanya di CJP welding di setiap sisi pertemuan steel skin plates. Steel skin plates ini ada yang 100mm tebal.
Komentar pak Sanny di fb : “Orthotropic box girder semuanya di CJP welding between the segments”.
Komentar pak Sanny di fb :”Box girder loaded to temp. truss”
Komentar pak Sanny di fb :”West Coast Lifter, OBG Segment, Versa Bar Lifting Frame”
Ini pak Sanny Khow, praktisi jembatan di negeri paman Sam (USA). Komentar beliau tentang artikel ini dapat dilihat di sini. Beliau bisa berbahasa Indonesia karena memang orangnya kelahiran Menado dan menamatkan pendidikan teknik sipil S1 di UNPAR, Bandung. Ingin kontak lebih lanjut hubungi saja beliau di fb-nya di sini.

Networking ( Jaringan )

Jaringan Pada Komputer.
Awalnya networking atau jaringan komputer adalah sambungan komputer ke komputer dalam bentuk topologi bus
Sambungan jaringan komputer di PC ditemukan oleh Dr. Robert M. Metcalfe pada tahun 1976, diberi nama Ethernet.
Bagaimana jaringan itu bekerja?

Komputer yang tersambung dalam beberapa gedung dan beberapa kota di sebut Wide Area Networking, disingkat WAN, khusus untuk kota-kota besar, disebut MAN (Metropolitan Area Network)
Sambungan beberapa WAN disebut Internet, singkatan dari Inter Networking, yaitu jaringan komputer antar perusahaan, antar negara.
Komputer yang tersambung dalam satu ruangan di sebut Local Area Networking, disingkat LAN. LAN banyak ditemui di laboratorium2 komputer di sekolah2.
LAN mempunyai syarat, seperti gambar berikut:
Dalam perkembangannya, untuk menyambung komputer, biasanya menggunakan HUB.
HUB bekerja dengan metode broadcast, sehingga semua port yang ada akan dikirim sinyalnya. Dengan metode broadcast, sering terjadi tabrakan (domain collision) yang akhirnya akan memperlambat akses jaringan. Selain lambat karena terjadinya domain collision, HUB juga akan membagi bandwidth keseluruhan dalam jumlah port.
Radio atau Wireless LAN kebanyakan menggunakan metode HUB, jadi kecepatannya akan berkurang kalau penggunanya bertambah, dan juga kalau satu terminal hang akan menyebabkan yang lain juga bisa hang. Untuk mengurangi terjadinya domain collision, maka digunakan BRIDGE agar jumlah komputernya menjadi berkurang.
Ada beberapa jenis radio atau W-LAN yang menambahkan fungsi ROUTER di dalamnya, sehingga harganya menjadi lebih mahal, tetapi keamanan lebih terjamin, karena tidak menggunakan metode BRIDGE yang meneruskan semua protokol yang ada.
Kemudian, Untuk mengatasi domain collision dan penurunan kecepatan kerja dalam satu jaringan komputer, maka kita harus menggunakan SWITCH. SWITCH bekerja dengan metode mengakses tabel MAC Address, jadi kalau sinyal berasal dari port satu ke port lainnya, tidak akan di broadcast ke port yang tidak dituju. Selain itu SWITCH juga mempertahankan semua port dengan kecepatan yang sama. SWITCH yang terbaru juga dilengkapi dengan feature VLAN (Virtual LAN) dan PowerButtons, pengaturan melalui tombol di depan modul-nya.
VLAN dapat memungkinkan kita mengatur port berdasarkan pemakaiannya, beginilah mekanisme kerja VLAN:
Faktor kabel dan konektor dalam jaringan komputer juga sangat penting. Dalam melakukan sambungan di jaringan komputer, kita menggunakan kabel jenis UTP (Unshielded Twisted Pair), yaitu satu kabel dengan isi delapan, masing-masing pasang di pelintir untuk mengurangi induksi. Kabel UTP hanya bisa bekerja pada jarak maksimum 100 meter (328 feet). Menggunakan konektor RJ-45. Menggunakan standar CAT 5, yaitu kabel dengan kemampuan transfer sampai 100Mbps. Jenis lain dari UTP adalah STP, kabel UTP yang di shielded atau dilindungi ground, terutama dipakai di outdoor.
Pemasangan kabel UTP berdasarkan perangkatnya. Dipasang silang jika perangkatnya sama dan dipasang langsung jika perangkatnya berbeda.
Berikut contoh pemasangannya:
Dipasang silang
Dipasang Langsung
Teknologi kabel sudah bisa menembus angka 10Gbps, dengan menggunakan kabel CAT 6 sampai maksimum 40 KM. Standar Ethernet 10Gbps adalah IEEE 802.3ae
Gabungan perusahaan pemakai 10Gbps disebut : 10 Gigabit Ethernet Alliance (10GEA),( web-nya http://www.10gea.org )
Perkembangan teknologi 10Gbps
Perkembangan teknologi perangkat keras untuk jaringan diimbangi oleh berkembangnya teknologi perangkat lunaknya. Secara software, sambungan komputer bekerja melalui protokol, yang bisa kita pilih :
•TCP/IP protokol Internet
•SPX/IPX protokol Novell Netware
•AppleTalk protokol MacIntosh
•NetBEUI protokol Microsoft Windows
Protokol NetBEUI dari Microsoft Windows merupakan sistem jaringan peer-to-peer, tidak ada server didalam hirarki-nya, dan merupakan standar jaringan yang paling sederhana
Protokol TCP/IP merupakan protokol yang paling banyak dipakai, terutama dengan berkembangnya teknologi Internet. Protokol TCP/IP mempunyai konfigurasi seperti di bawah ini :
Dari berbagai fasilitas yang disediakan oleh protokol TCP/IP, ada beberapa fungsi yang berguna untuk melakukan pencarian kesalahan (trouble shooting) dalam jaringan Internet.
Setiap perangkat jaringan mempunyai alamat yang unik, yang disebut MAC (Media Access Control) Address, yaitu kombinasi angka 48 bit, dimana 24 bit pertama menunjukan identitas perusahaannya, untuk melihat MAC Address, ketik winipcfg dari Start – Run
Angka yang terlihat misalnya :
00-00-21-D8-24-DF ini adalah address web untuk melihat perusahaannya
Pada jaringan dengan protokol TCP/IP, selain MAC Address juga mempunyai IP Address, yaitu alamat di Internet dengan penggunaan angka 32 bit. Supaya mudah diingat, penulisan IP Address ini menggunakan empat buah angka 8 bit, dimana angkanya dari 0 sampai 255
  • Contoh penulisan IP Address : 192.168.100.1
Berikut adalah gambaran satu jaringan dengan TCP/IP
Gabungan komputer dalam satu jaringan TCP/IP dikelompokan ke dalam KELAS.
Apabila tiga digit terakhir yang berubah, maka termasuk kelas C :
xxx.xxx.xxx.aaa
Apabila dua dari tiga digit terakhir yang berubah, termasuk kelas B :
xxx.xxx.aaa.bbb
Apabila tiga dari tiga digit terakhir yang berubah, termasuk kelas A :
xxx.aaa.bbb.ccc
Jumlah komputer dalam kelas-kelas di TCP/IP
IP Address dapat ditentukan dengan dua cara; Static dan Dynamic
  • Static IP di set langsung dan tidak akan berubah setiap saat
  • Dynamic IP di set oleh sistem, biasanya dipakai untuk sistem Dial Up melalui telepon atau dengan menggunakan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) dari perangkat atau Windows
IP Address dalam prakteknya merupakan satu cara untuk menentukan Network ID dengan bantuan Subnet Mask
Dalam TCP/IP kita mengenal juga Gateway, yaitu perangkat yang menjadi gerbang untuk mengakses Internet
Gateway dapat berbentuk ROUTER atau PC yang berisi software router seperti WinGate, Win Route dan lainnya
PC yang berisi software router biasanya disebut NAT singkatan dari Network Address Translation, yaitu fungsi kecil dari router yang gunanya menggandakan IP Address sehingga perangkat-perangkat yang ada di belakangnya bisa mengakses jaringan Internet. Komputer yang menggunakan sambungan NAT tidak bisa diakses dari luar jaringan
berikut adalah gambar NAT Server dalam satu konfigurasi:
Alternatif lain teknologi tanpa kabel adalah dengan menggunakan Free Space Optical (FSO), karena :
  • Tidak perlu ijin dan membeli spektrum radio
  • Tidak perlu leased line atau menanam kabel
  • Tidak perlu lama proses instalasinya
  • Bandwidthnya besar, bisa sampai 1Gbps
  • Menyambung dua titik jaringan dalam jarak maksimal sampai 4 sampai 6 km
  • Contoh gambar
PAVData dari Inggris merupakan salah satu perangkat handal yang sudah banyak dipakai di berbagai negara (www.pavdata.com)
Komitmen dari PAVData :
  • Performance – BER Ex10-10
  • Availability – 99.1% – 99.9%
Percobaan yang dilakukan di negara dengan dua musim :
  • Performance – BER Ex10-10 atau lebih besar
  • Availability – 99.91% – 99.99%
Bagaimana dengan cuaca ?
  • Jika masih bisa terlihat dibawah 6% sambungan masih bisa terjadi
  • rain rate besarnya 6” per jam
  • wet snow rate besarnya 4” per jam
  • dry snow rate besarnya 2” per jam
Bagaimana dengan burung ?
burung bisa melihat sinar infra merah yang dipancarkan, sehingga akan selalu menghindar, dan jika memang terputus, sambungan akan diusahakan lagi.
Mungkin seperti itulah bagaimana sistem jaringan komputer bekerja. Semoga artikel kecil ini bisa dipahami dan bagi yang membacanya mendapat ilmu yang manfaat. Amin
Kalau mau lbih tahu tentang pembahasan networking, klik aja link berikut;

Perbedaan Token Ring dengan Token bus

Token Ring adalah sebuah cara akses jaringan berbasis teknologi ring yang pada awalnya dikembangkan dan diusulkan oleh Olaf Soderblum pada tahun 1969. Perusahaan IBM selanjutnya membeli hak cipta dari Token Ring dan memakai akses Token Ring dalam produk IBM pada tahun 1984. Elemen kunci dari desain Token Ring milik IBM ini adalah penggunaan konektor buatan IBM sendiri (proprietary), dengan menggunakan kabel twisted pair, dan memasang hub aktif yang berada di dalam sebuah jaringan komputer.
Sambungan komputer dalam topologi ring
Pada tahun 1985, Asosiasi IEEE di Amerika Serikat meratifikasi standar IEEE 802.5 untuk protokol (cara akses) Token Ring, sehingga protokol Token Ring ini menjadi standar internasional. Pada awalnya, IBM membuat Token Ring sebagai pengganti untuk teknologi Ethernet (IEEE 802.3) yang merupakan teknologi jaringan LAN paling populer. Meskipun Token Ring lebih superior dalam berbagai segi, Token Ring kurang begitu diminati mengingat beaya implementasinya lebih tinggi jika dibandingkan dengan Ethernet.
Spesifikasi asli dari standar Token Ring adalah kemampuan pengiriman data dengan kecepatan 4 megabit per detik (4 Mbps), dan kemudian ditingkatkan empat kali lipat, menjadi 16 megabit per detik. Pada jaringan topologi ring ini, semua node yang terhubung harus beroperasi pada kecepatan yang sama. Implementasi yang umum terjadi adalah dengan menggunakan ring 4 megabit per detik sebagai penghubung antar node, sementara ring 16 megabit per detik digunakan untuk backbone jaringan.
Beberapa spesifikasi dan standar teknis Token Ring yang lain, seperti enkapsulasi Internet Protocol (IP) dan Address Resolution Protocol (ARP) dalam Token Ring dijelaskan dalam RFC 1042.
Dengan Token-Ring, peralatan network secara fisik terhubung dalam konfigurasi (topologi) ring di mana data dilewatkan dari devais/peralatan satu ke devais yang lain secara berurutan. Sebuah paket kontrol yang dikenal sebagai token akan berputar-putar dalam jaringan ring ini, dan dapat dipakai untuk pengiriman data. Devais yang ingin mentransmit data akan mengambil token, mengisinya dengan data yang akan dikirimkan dan kemudian token dikembalikan ke ring lagi. Devais penerima/tujuan akan mengambil token tersebut, lalu mengosongkan isinya dan akhirnya mengembalikan token ke pengirim lagi. Protokol semacam ini dapat mencegah terjadinya kolisi data (tumbukan antar pengiriman data) dan dapat menghasilkan performansi yang lebih baik, terutama pada penggunaan high-level bandwidth.
Ada tiga tipe pengembangan dari Token Ring dasar: Token Ring Full Duplex, switched Token Ring, dan 100VG-AnyLAN. Token Ring Full Duplex menggunakan bandwidth dua arah pada jaringan komputer. Switched Token Ring menggunakan switch yang mentransmisikan data di antara segmen LAN (tidak dalam devais LAN tunggal). Sementara, standar 100VG-AnyLAN dapat mendukung baik format Ethernet maupun Token Ring pada kecepatan 100 Mbps.
Token Bus adalah jaringan komputer yang menggunakan token ring virtual dalam suatu kabel koaxial. Sebuah token yang dikirimkan secara beranting dan bergantian dalam jaringan itu dipakai untuk menandai komputer mana yang berhak untuk mengirimkan paket data. Masing-masing komputer ([[node]]) harus tahu alamat dari node sebelahnya yang akan mendapat giliran dalam pengiriman data. Jika node tersebut tidak mempunyai data untuk dikirim, maka token akan dikirimkan langsung ke node di sebelahnya.
Jenis protokol token bus dengan standar IEEE 802.4 banyak dipakai dalam aplikasi industri seperti pabrik mobil GM (General Motors) melalui sistem Manufacturing Automation Protocol (MAP) nya. Sistem protokol token bus yang termodifikasi bisa dipakai dalam jaringan FMS

Perangkat keras Untuk Mengakses Internet

A. GAMBARAN UMUM
Secara umum ada dua (2) cara untuk dapat tersambung ke Internet, yaitu melalui sambungan perorangan dan melalui sambungan perkantoran. Sambungan perorangan (home user) biasanya digunakan di rumah atau kantor menggunakan satu buah komputer saja. Sambungan perkantoran/kampus (corporate user) biasanya berupa sekumpulan komputer yang terkait dalam sebuah jaringan lokal (biasa di sebut Local Area
Network/LAN) yang tersambung pada kecepatan tinggi ke Internet. Dari sisi peralatan, konfigurasi sambungan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Komputer – modem – Internet.
2. Banyak Komputer – Router – Modem – Internet.
Untuk lebih jelasnya, ada baiknya kita lihat gambar berikut.
konfigurasi
Pada sambungan perorangan ke Internet ada beberapa alternatif teknologi sambungan yang banyak digunakan di Indonesia, beberapa di antaranya adalah seperti berikut
● Menggunakan modem dial-up. Pada teknik dial-up, modem dipasang di komputer, baik di dalam maupun di luar kotak komputer. Melalui komputer tersebut, kita dapat menelepon tempat akses Internet.
● Menggunakan handphone. Dengan semakin maraknya penggunaan handphone di Indonesia, Internet melalui handphone juga semakin marak. Hampir semua operator selular di Indonesia memberikan akses Internet sebagai layanan tambahan di jaringan selular mereka. Secara umum ada dua (2) teknologi, yaitu, GPRS dan 3G.
● Menggunakan Wireless, atau WiFi, atau HotSpot. Pada saat ini kebanyakan laptop yang di jual di pasaran telah mempunyai peralatan Wireless Internet atau lebih di kenal WiFi. Dengan peralatan WiFi yang ada kita dapat langsung terhubung ke jaringan Interent di tempat-tempat yang tersedia akses WiFi atau dikenal sebagai
HotSpot.
Beberapa ciri khas sambungan perorangan ke Internet, yaitu,
● Hanya ada satu buah komputer yang tersambung.
● Tidak beroperasi 24 jam penuh dalam satu hari.
● Teknik akses ini relatif mahal harganya, terutama untuk membayar pulsa
konfigurasi-sambungan-aksesPada sambungan perkantoran, WARNET, atau sekolah ke Internet ada beberapa alternatif teknologi sambungan yang banyak digunakan di Indonesia, beberapa diantaranya adalah,
● Menggunakan modem ADSL atau Speedy.
● Menggunakan Wireless Internet.
● Menggunakan Satelit atau VSAT.
Beberapa ciri khas sambungan perkantoran, WARNET atau sekolah, yaitu,
● Banyak komputer tersambung sekaligus ke sebuah sambungan Internet.
● Proses pemakaian bersama satu sambungan Internet bagi banyak komputer
biasanya di bantu menggunakan router.
● Sebagian sambungan beroperasi 24 jam sehari.
B. NOTASI KECEPATAN DATA
Kecepatan pengirim data di media komunikasi biasanya di tulis dalam jumlah bit yang dikirim per detik, atau biasa di sebut “bit per second” atau “bps”. Notasi kecepatan dalam bps sering kita dapati pada peralatan jaringan, seperti modem, Ethernet dll.Beberapa notasi yang sering digunakan
1000 bit/detik = 1 kilo bps = 1 Kbps
1000000 bit/detik = 1 mega bps = 1 Mbps
100000000 bit/detik = 1 giga bps = 1 Gbps
Notasi lain yang sering digunakan untuk mengukur kecepatan transfer data biasanya ditulis dalam jumlah Byte per detik, atau biasanya di sebut “Byte per second” atau “Bps”. Perhatikan pada Byte digunakan huruf besar. Hubungan antara bit dengan Byte adalah
1 Byte = 8 bit
hubungan berikut biasanya digunakan antara Byte dengan bit
1 Kbps = 8 Kbps
1 Mbps = 8 Mbps
Notasi Bps, KBps atau MBps sering kita dapati pada saat kita melakukan evaluasi proses pengiriman data atau pengiriman file/berkas dari jaringan atau Internet.
C. MODEM
Modem (singkatan dari modulator-demodulator) adalah alat yang akan memasukan (memodulasi) informasi digital (berisi bit “1” dan “0”) ke sinyal pembawa yang sifatnya analog (pada kecepatan rendah berbentuk sinyal suara), dan juga mengambil informasi yang di kirim dari sinyal pembawa. Tujuan utama modem adalah untuk membuat sinyalyang dapat dengan mudah di kirimkan di bagian pengirim dan dengan mudah di ubah menjadi sinyal digital lagi di bagian penerima. Modem dapat digunakan pada semua jenis peralatan pengirim sinyal analog, mulai dari dioda, kabel hingga radio.
Contoh yang paling banyak digunakan adalah modem untuk kanal suara yang akan mengubah sinyal digital “1” dan “0” dari komputer menjadi suara yang dapat dikirimkan melalui jaringan telepon. Di sisi penerima suara dari telepon yang di terima akan di ubah kembali menjadi data digital yang di teruskan ke komputer melalui kabel serial, USB atau Ethernet. Modem biasanya di klasifikasikan berdasarkan jumlah data yang dapat dikirim pada satu waktu, biasanya di ukur dalam satuan bit per detik, atau “bps”. Berbagai modem yang cepat yang banyak digunakan oleh pengguna Internet pada hari ini terutama di kota-kota besar di Indonesia adalah modem kabel (contoh melalui fastnet) dan
modem ADSL (contoh melalui Speedy Telkom). Penggunaan modem radio kecepatan tinggi juga cukup marak di Indonesia terutama dengan di kembangkannya teknologi “Wajanbolic e-goen” dan teknologi RT/RW-net.
Di sisi operator telekomunikasi dan Internet, banyak digunakan modem gelombang mikro (microwave) yang dapat mengirimkan data pada kecepatan ratusan juga bit per detik. Dan teknologi yang paling banyak digunakan untuk jarak jauh adalah menggunakan kabel fiber optik termasuk untuk sambungan antar negara dan benua melalui kabel laut. Model optik dapat digunakan untuk mengirimkan data melalui kabel fiber optik. Modem optik dapat mengirimkan data pada kecepatan sekitar 10^9 bit per detik.
Beberapa tampilan modem yang banyak digunakan di Indonesia di perlihatkan pada beberapa gambar berikut ini.
modem
Tampak pada gambar adalah modem internal komputer yang dapat di pasang ke slot yang ada di komputer. Modem jenis ini biasanya digunakan untuk kabel telepon dan harganya relatif murah. Tampak pada ujung modem biasanya terdapat tempat untuk memasukankabel telepon, biasanya terdapat dua (2) buah tempat kabel telepon supaya bisa di paralel ke pesawat telepon biasa. Pada gambar yang lain di perlihatkan pada saat kita memasukan kabel telepon ke modem internal tersebut.
Perangkat lunak yang ada di komputer umumnya telah siap mendukung penggunaan modem internal ini. Jadi kita tidak perlu di tambahkan perangkat lunak tambahan. Jenis modem untuk telepon ini biasanya bekerja pada kecepatan maksimum sekitar 56kbps, dengan kondisi jaringan telepon yang ada di Indonesia kecepatan rata-rata yang dapat di
capai sekitar 30kbps saja.
bagian
Jenis modem lain yang banyak digunakan untuk mengakses Internet mengunakan kabel selular adalah modem 3G. Modem 3G dapat berupa handphone, atau berupa USB seperti flashdisk.
Biasanya kita akan membutuhkan perangkat lunak tambahan untuk menggunakan modem 3G di komputer. Kecepatan akses Internet yang dapat di peroleh menggunakan modem 3G sangat tergantung pada lokasi tower selular yang mendukung akses 3G.
Untuk lokasi yang dekat sekitar 100-200 meter dari tower operator selular 3G, kita mungkin akan memperoleh akses Internet sekitar 1-2 Mbps. Untuk lokasi di luar kota atau daerah yang jauh dari tower operator selular 3G kemungkinan kita akan memperoleh kecepatan cukup pelan sekitar 9,6-20 Kbps.
adsl
Jenis modem yang semakin banyak digunakan di Indonesia adalah modem ADSL, atau lebih sering di kenal sebagai modem Speedy Telkom. Sebetulnya modem ADSL yang banyak di pasaran tidak murni modem seperti modem internal yang di jelaskan di atas. Modem ADSL yang banyak di Indonesia merupakan gabungan dengan router di dalamnya.
Sebetulnya lebih tepat di sebut router ADSL, tapi kebanyakan orang tetap menyebutnya modem ADSL.
Komputer akan tersambung ke modem ADSL biasanya melalui kabel jaringan lokal atau kabel Ethernet. Tidak ada perangkat lunak khusus yang di perlukan untuk menyambungkan komputer ke modem ADSL tersebut. Beberapa modem ADSL telah menyiapkan tempat memasukan kabel jaringan Ethernet untuk sampai empat (4) komputer sekaligus.
Kecepatan maksimum yang dapat digunakan pada generasi terakhir modem ADSL menggunakan teknologi ADSL 2+ adalah sekitar 15Mbps untuk jarak antara rumah ke sentral telepon sekitar 1.5 km. Pada saat ini, Speedy Telkom di banyak tempat di Indonesia

Indonesia Tetap Sebagai Pasar Potensial untuk Mobile Broadband HSPA

wireless“Menurut data dari Wireless Intelligence, jumlah sambungan Mobile Broadband HSPA di Indonesia mengalami pertumbuhan 86% dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Saat ini terdapat lebih dari 3 juta sambungan HSPA di Indonesia. Jumlah tersebut diprediksi akan terus tumbuh dengan luar biasa, yaitu hingga 193%, atau mencapai lebih 9,3 juta sambungan pada akhir 2010.
“Karena itu tidak mengherankan jika sambungan 3G/HSPA sekarang sudah melampaui jumlah sambungan internet fixed line yang sebelumnya merupakan teknologi yang mendominasi akses internet bagi masyarakat Indonesia.
“Pertumbuhan HSPA juga terbantu oleh munculnya berbagai model smartphone murah yang dijual di pasaran Indonesia, seharga mulai dari Rp.900.000,-. Berbagai jenis smartphone ekonomis tersebut membuat teknologi HSPA Mobile Broadband mudah diakses serta memungkinkan pelanggan untuk menikmatinya melalui layar kecil.
“Empat operator seluler terkemuka yang saat ini mendorong pertumbuhan HSPA di seluruh Indonesia adalah: 3, Indosat, Telkomsel dan Axiata / XL. Keempat operator tersebut sudah merasakan manfaat dari ekosistem HSPA global dan skala ekonomis yang signifikan.”
Investasi besar terkait Mobile Broadband di Asia di tahun 2010
“Menurut data dari perusahaan investasi global Deutsche Bank, operator mobile di Asia Pasifik akan menanamkan investasi lebih dari US$ 34 milyar untuk pembangunan infrastruktur jaringan Mobile Broadband dan upgrade pada tahun 2010. Pertumbuhan HSPA yang terjadi di Asia saat ini serta perkiraan pertumbuhannya di masa mendatang merupakan isyarat bahwa HSPA akan menjadi teknologi Mobile Broadband yang mendominasi di wilayah Asia pada tahun-tahun mendatang.”
Keutamaan teknologi HSPA dibandingkan WiMAX di Indonesia
“Dengan memiliki 294 jaringan di seluruh dunia, HSPA merupakan teknologi yang telah terbukti dan paling banyak digunakan, sedangkan WiMAX masih terus bermain dalam cakupan yang lebih spesifik dan lebih berperan hanya sebagai pelengkap saja. HSPA sudah tersebar secara komersial di lebih dari 120 negara dan didukung oleh lebih dari 1800 jenis perangkat, termasuk ponsel, notebook PC, e-reader dan USB dongles. Dengan ekosistem nirkabel yang demikian luasnya, setiap pengguna dapat meyakini HSPA sebagai teknologi mapan yang tidak saja murah namun juga telah terbukti, yang dapat digunakan untuk semua teknologi berbasis GSM (interoperable), mulai dari roaming maupun teknologi pengganti (technology fallback perspective). HSPA menawarkan sambungan Mobile Broadband yang memberikan solusi jangkauan hingga ke pelosok-pelosok pulau, yang tidak dimiliki oleh teknologi pesaing seperti WiMAX.
“WiMAX tidak memiliki mobilitas untuk menyediakan sambungan broadband hingga ke desa-desa terpencil di Indonesia. Hanya HSPA yang dapat menjangkau ke wilayah manapun dan memiliki kemampuan mobilitas yang sesungguhnya melalui berbagai jenis perangkat yang tersedia saat ini. Lebih jauh lagi, WiMAX lebih dikenal hanya sebagai pengganti fixed line broadband sehingga tidak mampu menawarkan mobilitas yang sebenarnya.
“Menurut Ovum, sebuah analis industri terkemuka, WiMAX hanya akan menguasai kurang dari 5% dari 1.5bn sambungan akses fixed maupun Mobile Broadband di pasar negara-negara berkembang pada tahun 2014.
“Penetrasi WiMAX selama ini sangat lamban; menurut perusahaan analis Maravedis, ada sekitar 200 jaringan WiMAX, dan sekitar 200 lagi jaringan yang masih dalam masa uji coba, di 135 negara dan secara global hanya melayani 4,73 juta pelanggan. Bandingkan dengan lebih dari 200 juta sambungan HSPA – yang tumbuh pada tingkat lebih dari 9 juta per bulan, di seluruh dunia.
Saat ini hanya terdapat sekitar 120 perangkat WiMAX yang kini telah disertifikasi, bandingkan dengan lebih dari 1800 untuk HSPA. Ekosistem HSPA memungkinkan terciptanya skala ekonomis yang besar dan, juga karena ketatnya kompetisi, maka terdapat banyak pilihan bagi konsumen maupun dunia usaha.”
Dokumen ini dari GSM Association (GSMA)  Jaikishan Rajaraman, Senior Director, Services, GSMA

Topologi Jaringan Komputer


Adalah  Suatu hubungan antara unsur-unsur penyusun jaringan komputer yaitu node, link dan station Atau  Yang memperlihatkan hubungan jaringan atau sambungan antar komputer.
•Node : Titik suatu koneksi atau sambungan dalam jaringan komputer
•Link : Koneksi antara dua buah perangkat, atau alamat.
Klasifikasi Topologi Jaringan Komputer :
# Topologi Logika
    Ø  Skema yang digunakan oleh sistem operasi jaringan untuk mengelola aliran informasi diantara simpul
Atau
Bagaimana secara logika antar komputer terhubung atau berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya
Dibagi atas :
  •      Topologi broadcast
  •     Topologi Token passing
# Topologi Fisik
    Ø  Bagaimana cara dan bentuk jaringan komputer secara fisik dalam
         menghubungkan antar komputer
Alasan Pemilihan Topologi Jaringan yaitu :
~ Biaya
~ Kecepatan
~ Lingkungan
~ Ukuran
~ Konektivitas

Sambungan las pada jembatan

Artikel ini mencoba menanggapi adanya pendapat bahwa “sambungan las tidak boleh digunakan pada konstruksi jembatan baja“.
Terus terang sampai sejauh ini saya tidak pernah menjumpai literatur yang membenarkan pendapat di atas, atau dengan kata lain bahwa pendapat di atas adalah tidak benar. Tetapi karena yang menyatakan pendapat tersebut adalah seorang ahli jembatan dari Kementrian PU, yang karirnya adalah memang menangani pembangunan jembatan-jembatan di Indonesia, maka tentu saja pendapat di atas tidak dapat aku abaikan begitu saja.
Saya yakin jika pendapat tersebut didengar oleh dosen lain, maka pasti itu akan dijadikan rujukan perkuliahannya tanpa perlu bertanya-tanya lagi, maklum pendapat di atas khan disampaikan oleh orang jembatan. Tetapi bagiku, karena merasa tidak sesuai dengan pengetahuan yang aku miliki bahkan menimbulkan pertentangan pikiran, maka perlu dipikirkan : “Apa benar pendapat beliau tersebut“.
Tertarik dengan diskusi ini. Jika iya, silahkan lanjut berikutnya.
Sebelumnya ada baiknya aku ceritakan latar belakang mengapa pakar jembatan tersebut berpendapat seperti di atas. Kasusnya dimulai dari rapat penjurian KJI. Seperti diketahui pada lomba Kompetisi Jembatan Indonesia ada sesi model jembatan baja, dimana model jembatan dibagi dalam empat segmen jembatan yang terpisah. Meskipun ada juga yang menggunakan alat sambung baut semua, tetapi umumnya bagi peserta yang tahu, maka mereka akan menggunakan dua sistem sambungan, yaitu [1] sambungan las bagi segmen jembatan yang dapat dikerjakan di bengkel; dan [2] sambungan baut bagi segmen jembatan yang dipasang di arena lomba. Kondisi yang terakhir ini menurutku telah merepresentasikan keadaan yang sebenarnya dalam pembangunan jembatan, yaitu bahwa sistem sambungan dengan las boleh dikerjakan tetapi hanya di bengkel kerja yang kualitasnya dapat dikontrol dan diawasi dengan baik, sedangkan untuk penyambungan di lapangan hanya boleh digunakan sistem sambungan baut mutu tinggi.
Selama ini memang tidak ada yang mempermasalahkan kondisi di atas, meskipun acara KJI sendiri telah berlangsung selama lima tahun berturut-turut lamanya. Tapi tahun ini berbeda, pada rapat juri ada masukan atau tepatnya usulan dari praktisi tersebut, bahwa sebaiknya sistem sambungan las tidak boleh dipakai di acara KJI berikutnya, alasannya bahwa “sambungan las tidak boleh digunakan pada konstruksi jembatan baja“.
Terhadap pendapat tersebut, para juri lain terkesan mengamini. Maklum dari sisi pengalaman dan juga jabatan birokrasi yang disandangnya maka memang beliau dapat dikatakan paling senior di bidang jembatan. Akupun mengakuinya, sehingga argumentasi lesan yang aku sampaikan pastilah tidak akan banyak didengar oleh teman yang lain. Untuk itulah aku mencoba menyusun argumentasi tertulis yang berkaitan dengan hal tersebut.
Pertama-tama aku akan mempelajari spesifikasi tertulis yang biasa digunakan di Indonesia, dalam hal ini adalah yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Bina Program, yaitu : “JalanPeraturan Perencanaan Teknik Jembatan Jilid 1“, atau biasa disebut “Bridge Management System“.
Dalam dokumen setebal 714 halaman tersebut tidak ada sepatah kalimatpun yang menyatakan bahwa sambungan las tidak boleh digunakan di konstruksi jembatan, bahkan dijumpai bab khusus yang mengatur cara penggunaan las, yaitu Bridge Design Code – Section 7: Structural Steel Design (11 May 1992) 7.12.8 Design of Welds, sekitar 14 halaman sendiri (p 176 – p190).
Mungkin itu dokumen di atas oleh praktisi jembatan tersebut sudah dianggap out-of-dated, sudah lama. Oleh karena itu aku mencoba mencari tahu, karena kelihatannya tidak ada dokumen baru lagi tentang jembatan yang dikeluarkan PU yang menganulis peraturan di atas maka aku merujuk pada peraturan international, dalam hal ini adalah AASHTO LRFD Bridge Design Specifications SI Units 3rd Edition (2005), bukunya lebih tebal lagi dibanding yang peraturan kita, yaitu terdiri dari 1436 halaman.
Setelah membuka-buka cukup lama, ternyata di AASHTO juga tidak aku temukan pernyataan bahwa las tidak boleh digunakan pada jembatan. Pada buku tersebut bahkan juga ditemukan petunjuk pemakaian las di jembatan yaitu di section 6.13.3 Welded Connections.
Jadi sampai sejauh ini pengetahuanku bahwa sambungan las juga dapat diterapkan di jembatan didukung oleh code yang berlaku, baik di Indonesia (BMS 1992)  maupun di Amerika (AASHTO 2005), meskipun dalam hal ini berbeda dengan pendapat yang disampaikan praktisi jembatan di atas.
Jadi kenapa ya, sampai-sampai bapak tersebut berpendapat seperti itu. Mungkin saja karena pengetahuan empirisnya selama ini. Hal itu dapat dimaklumi, teman-teman engineer di tempat kita, di Indonesia, umumnya masih mengandalkan budaya lesan, yang umumnya didasarkan oleh pengetahuan inderawi yang ditemui. Jarang mereka secara teratur membaca literatur-literatur, kecuali buku spesifikasi yang memang harus dibaca dan dikuasai. Jika membaca saja jarang, apalagi menuliskannya.
Untuk itu maka ada baiknya aku mengikuti cara beliau, yaitu berdasarkan bukti empiris jembatan-jembatan baja yang ada di Indonesia. Untunglah, dari tempo hari menulis satu chapter tentang jembatan-jembatan di Indonesia (sedang dalam proses diterbitkan) maka aku mempunyai beberapa data primer tentang jembatan di Indonesia. Mari kita lihat dan amati.
Ini detail jembatan Transfield atau dikenal sebagai Trans-Bakrie
Gambar 1. Prespektif Jembatan Transfield (Trans-Bakrie)
Pada jembatan di atas, teknologi las meskipun hanya terbatas pada pemasangan pelat stiffner, dan Top Cord End Beam ternyata juga digunakan. Adapun sistem sambungan utamanya adalah baut mutu tinggi, seperti terlihat pada detail typical Bottom Chord berikut.
Gambar 2. Tipikal Detail Sambungan pada Jembatan Transfield

Gambar 3. Jembatan Poncol (Jateng) dengan tipe Transfield
Kecuali tipe jembatan Transfield, maka jembatan baja yang umum digunakan dan yang dijadikan jembatan standar oleh Departemen PU adalah tipe jembatan sebagai berikut.
Gambar 4. Jembatan Standar PU
Detailnya mirip dengan jembatan Transfield dimana sistem sambungan dengan baut digunakan secara mayoritas pada jembatan tersebut.
Gambar 5. Jembatan baja tipe Austria

Gambar 6. Jembatan baja tipe Calender Hamilton
Tipe Austria maupun tipe Calender Hamilton juga terlihat seperti Transfield, yaitu memakai baut mutu tinggi sebagai sistem sambungannya. Sistem serupa juga terlihat pada jembatan-jembatan non-standar seperti :

Gambar 7. Jembatan Martadipura dalam masa pembangunan

Gambar 8. Jembatan Kapuas

Gambar 9. Jembatan KA di Jalur Utara Jawa
Contoh di atas adalah jembatan baja untuk jalur KA, di lintas utara Jawa. Getaran pada jalur lalu lintas kereta api jelas lebih besar dibanding lalu lintas jalan raya, kondisi itu biasanya berdampak pada resiko fatique yang besar, yang umumnya terjadi pada sistem sambungan, daerah dengan kondisi tegangan terkonsentrasi yang besar. Jadi jembatan baja untuk jalur lalu lintas KA umumnya mempunyai spesifikasi sambungan yang ketat. Pertama kali dulu harus menggunakan sistem paku keling, kemudian meningkat dengan digantikannya dengan sistem baut mutu tinggi. Sekarang dengan berkembangnya sistem las, maka daerah-daerah sambungan yang rumit dibuat dengan sistem sambungan las di bengkel kerja (fabrikasi), tetapi untuk memudahkan dirakit di lapangan maka tetap disediakan sistem sambungan baut mutu tinggi. Tetapi lokasinya bisa dipindah ke titik-titik yang detailnya tidak terlalu rumit sebagai terlihat pada Gambar 10 di atas. Artinya bahwa sistem sambungan las dapat secara efektif digunakan pada jembatan baja, meskipun itu jalur KA.
Masih ragu ya, karena jembatan yang ditampilkan adalah untuk KA. Kalau begitu coba aku cari contoh jembatan jalan raya yang menerapkan sistem sambungan las dan juga baut.

Gambar 10. Segment box girder pada jembatan Suramadu
Gambar 11 adalah segmen girder baja pada jembatan Suramadu, disana terlihat bahwa sistem sambungan yang utama adalah las, adapun sistem baut mutu tinggi digunakan agar erection di lapangan dimungkinkan.
Jadi sejauh ini dapat ditunjukkan bahwa meskipun jembatan-jembatan di Indonesia secara mayoritas memakai sistem sambungan baut mutu tinggi , tetapi itu tidak bisa dijadikan bukti bahwa sistem sambungan las tidak baik digunakan pada konstruksi jembatan baja. Pertama tentu karena tidak ada larangan hal itu pada code-code perencanaan yang ada seperti (BMS 1992 atau AASHTO 2005). Kedua, bahwa ada bukti juga bahwa sambungan las dapat dipakai secara baik di jembatan KA yang tentunya resiko kena fatique lebih besar dibanding lalu-lintas jalan raya. Bahkan jembatan Suramadu yang baru saja diresmikan, segment-segmentnya dibentuk dengan sistem sambungan las, adapun sistem sambungan baut dipasang untuk kemudahan proses pemasangan di lapangan saja.
Kesimpulan lain yang dapat diungkapkan dari tulisan ini adalah bahwa pengalaman empiris subyektif tidak dapat dijadikan referensi satu-satunya untuk suatu keputusan yang bersifat umum. Perlu dilihat juga berbagai sumber literatur lain agar dapat diperoleh suatu pengetahuan yang solid.
Kesimpulan akhir, bahwa pengetahuanku tentang sistem sambungan las dan baut sejauh ini tidak perlu dikoreksi.
Bagaimana pendapat anda ?

Sumber : http://wiryanto.wordpress.com