Microsoft Windows 7 Registry Tweaks

What you need to know about Microsoft Windows 7 Registry Tweaks

DOWNLOAD Microsoft Windows 7 Registry Hacks from HERE
Here I have included the most important things you need to know before making any changes to your registry settings and what exactly is Registry Tweaks.

Editing the Windows 7 Registry with Regedit
When despite all the clever Windows 7 troubleshooters, when your computer is not working properly there are situations where editing the registry offers the best chance of a cure. My primary aim is to give you the skill, the practice, and above all, the confidence to launch regedit and change the registry settings. My secondary aim is to persuade you to take sensible precautions, for example, export at least that particular branch before editing any registry values.
Windows 7 Registry Tweaks
As usual, I have lots of worked examples for you to try on your own machine. Each registry tweak has two aims; to solve a specific problem, and to provide general learning points, which help you to master regedit. Most of the tweaks work equally well on Windows 7, Vista, XP and Windows Server registries, where there are differences I will explain what happens in each operating system.
Introduction to the Windows 7 Registry
There will be times when Windows help reveals that there is simply no GUI to configure a particular Windows 7 setting. Consequently, the only hope of solving the problem is to edit a value in the registry. Another reason to acquire confidence at editing the registry, is so that you can repair a defective machine remotely.
Officially, you edit the Windows 7 registry by adding keys or modifying values, colloquially, this process is called ‘tweaking the registry’, or ‘hacking the registry’. My hidden agenda it is that learning should be fun, and in particular, that tweaking the registry should be satisfying. To reinforce this ‘let’s have fun’ message, many of my examples also have amusing anecdotes.
What is Windows 7′s Registry?
• A collection of all the operating system’s configurable settings.
• A database for Group Policy settings.
• A replacement for all those ancient .ini files.
• A no-go area for amateurs!
• A tool for troubleshooting operating system problems.
• A back-end for Control Panel’s front-end.
• A vehicle for having fun while you tweak Windows 7′s performance and appearance.
Windows 7 Registry Skills Progression
To become expert at any task you need to acquire a range of skills. Because the registry is live, with no ‘Simulate’ button, and no safety catch, I have arranged the following Windows 7 registry tweaks as a progression. Here is my sequence for mastering the registry along with examples of how to develop the corresponding technique.
• Launch Regedit
• Find Settings, Values and Data
• Add setting to ‘Favorites’
• Export a registry key
• Change an existing value
• Rename an existing value
• Create a new value
• Create a new key
• Import registry settings
• Remote Registry Service
Getting Started: Launch Windows 7 Regedit
Although I will be giving clear instructions to help you tweak the Windows 7 registry, nevertheless do take precautions. The best defence against a mistake would be to experiment with the registry on a test machine. My favorite technique for recovering from mini-disasters is to restore or import the previous settings, however this only works if I export the registry key BEFORE I start editing values. What I do from inside regedit is click on the File menu, Export, Selected Branch. Every other expert will tell you to backup the System State before you begin.
Let us assume that your mission is to change a setting using the Windows 7 regedit.
1. Click on the Windows 7 Start Orb (Button)
2. Click in the ‘Search programs and files’ Dialog Box
3. Type regedit
4. Press enter (or double click the program Registry Editor)
5. See screenshot opposite
Note 1: Unlike Vista, if you type just the first few letters, for example ‘reg’, then Windows 7 auto-completes the name of the program, you don’t have to type the full name – regedit.
Note 2: One clue that amateurs are not encouraged to open the registry, is that the special editor, Regedit, does not appear on any Windows 7 menu.

Best Practice for Editing the Windows 7 Registry with Regedit
• Before you make any changes to your registry settings, get into the habit of exporting at least that branch of the registry.
• Backup the system state before you try anything radical in the registry.
• Research Volume Shadow Copy, and test how it restores a previous version of your registry files.
• If your computer has a serious problem, which requires pressing F8 at boot-up, remember to try Last Known Good as your first recovery option.
• Seek alternative methods; think laterally. Instead of risking making changes with your registry editor, what else could you do? I urge you to consider configuring a Group Policy rather than tweaking the registry. Occasionally Windows 7 may provide a new GUI to configure a setting.
• Learn how to perform a remote registry edit with: Regedit, File Menu, Connect Network Registry.
• As you work through my Windows 7 registry tweaks, make a point of studying each page’s ‘Key Learning Points’.
Windows 7 Registry Structure
There are two main areas of the registry, user settings and machine settings. These correspond to User and Computer settings of group policy. Once you launch the Windows 7 regedit you can see the folders or hives.
HKEY_LOCAL_MACHINE, also contains the CLASSES_ROOT and the CURRENT_CONFIG, or put another way, Classes Root and Current Config are short-cuts to particular areas of the registry.
Once you concentrate on the label ‘Local Machine’, or ‘Users’, then the registry begins to make more sense; this also helps you to make the correct decision first time. For instance, if you are configuring Mozilla Firefox settings, then the next step will be HKEY_LOCAL_MACHINE —> SOFTWARE.
When it’s the very operating system that you want to tweak then head for: HKEY_LOCAL_MACHINE —> SYSTEM.

Physically Mapping Files to Windows 7 Registry Hives
If you look in this system sub-folder, then you will see files that map to various areas in the registry, this knowledge is most useful when recovering data in a corrupt registry:
%SystemRoot%\System32\Config
For example, the SAM security, software and system files correspond to the areas in the registry that you can see in the screenshot to the right.
Summary of Windows 7 Registry Tweaks
When a computer is not working properly there are times where editing the Windows 7 registry offers the best chance of a solution. My aim is to give you the skill, the practice, and above all, the confidence to launch regedit and change the registry settings.

Pedoman Perencanaan Bendung Tetap

Perencanaan bendung tetap

A. Pendahuluan
Bangunan utama dapat didefinisikan sebagai: “Semua bangunan yang direncanakan di sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokan air ke dalam jaringan saluran irigasi agar dapat di pakai untuk keperluan irigasi, biasanya dilengkapi dengan kantong lumpur agar bisa mengurangi sedimen yang berlebihan serta kemungkinan untuk mengukur air masuk”.
Yang termasuk bangunan utama ini adalah :

  • Waduk, yaitu suatu bangunan yang terbuat dari urugan batu, urugan tanah atau kombinasi dari keduanya, yang berfungsi untuk menyimpan air pada waktu musim penghujan untuk di keluarkan kembali pada saat yang di perlukan. Atau dengan perkataan lain berfungsi untuk mengatur debit aliran sungai.

  • Bendung, yaitu suatu bangunan yang melintang pada aliran sungai (palung sungai), yang terbuat dari pasangan batu kali atau bronjong,atau beton, yang berfungsi untuk meninggikan muka air agar dapat dialirkan ke tempat yang di perlukan.
Bendung ini di bagi dalam dua tipe, yaitu :
- Bendung Tetap.
- Bendung Gerak (Barrage).

  • Stasion Pompa, yaitu suatu bangunan yang di lengkapi dengan sejumlah pompa, yang fungsinya mengambil air dari sungai dan dialirkan ke tampat-tempat yang memerlukan. Biasanya bangunan ini didirikan apabila secara teknis dan ekonomis tidak menguntungkan apabila didirikan atau membuat sebuah bendung.
 Bangunan Pengambilan Bebas, yaitu bangunan yang didirikan di pinggir sungai berfungsi mengalirkan air sungai secara langsung tanpa meninggikan muka air sungai tersebut.

B. Pengertian Bendung
Seperti yang di uraikan di atas, bendung adalah suatu bangunan yang di buat dari pasangan batu kali, bronjong atau beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai, yang berfungsi meninggikan muka air agar dapat di alirkan ke tempat-tempat yang memerlukan. Tentu saja bangunan ini dapat digunakan pula untuk keperluan lain selain irigasi, seperti untuk keperluan air minum, pembangkit listrik atau untuk penggelontoran suatu kota.
Menurut macamnya bendung di bagi dua,yaitu bendung tetap dan bendung sementara. Biasanya bendung sementara ini di buat dari bronjong, yaitu suatu jala-jala kawat yang berukuran 2 m x 1 m x 0,5 m lobang dari jala-jala ini berukuran ( berdiameter )  10 cm, kemudian jala-jala ini diisi dengan batu-batu kali yang berukuran 13 – 15 cm. Tebal kawat untuk bronjong ini 3 ; 4 atau 5 mm.
C. Data yang di gunakan
Data yang di perlukan dalam perencanaan bendung adalah :
a. Data Tropografi
b. Data Hidrologi
c. Data Morfologi
d. Data Geologi
e. Data Mekanika tanah
f. Standar perencanaan ( PBI, PKKI, PMI,dll.)
g. Data lingkungan dan Ekologi.

Teknik struktur bangunan

Elemen-elemen Sistem Struktur Bangunan Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang
bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas tanah. Fungsi struktur dapat disimpulkan untuk memberi kekuatan dan kekakuan yang diperlukan untuk mencegah sebuah bangunan
mengalami keruntuhan. Struktur merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban-beban. Beban-beban tersebut menumpu pada elemenelemen untuk selanjutnya disalurkan ke bagian bawah tanah bangunan, sehingga beban-beban tersebut akhirnya dapat di tahan. Sejarah Perkembangan Sistem Struktur Secara singkat sejarah teknik struktur dapat dijelaskan melalui perubahan-perubahan sistem struktur dari penggunaan desain coba-coba yang digunakan oleh Mesir dan Yunani kuno hingga sistem struktur canggih yang digunakan saat ini. Perubahan bentuk struktur berhubungan erat dengan penggunaan material, teknologi konstruksi, pengetahuan perencana pada perilaku struktur atau analisis struktur, hingga keterampilan pekerja konstruksinya. Keberhasilan terbesar para ahli teknik Mesir adalah digunakannya batu-batu yang berasal dari sepanjang sungai Nil untuk membangun kuil dan piramid. Karena kemampuan daya dukung batu yang rendah
dan kualitas yang sangat tidak menentu, yang disebabkan adanya retak-retak dalam dan rongga-rongga, maka bentang balok-balok tersebut harus sependek mungkin untuk mempertahan kerusakan akibat lentur . Oleh karenanya sistem post-and-lintel yaitu balok batu masif bertumpu pada kolom batu yang relatif tebal, memiliki kapasitas terbatas untuk menahan beban-beban horisontal atau beban eksentris vertikal, bangunan-bangunan menjadi relatif rendah.

PANDUAN DALAM PERENCANAAN JEMBATAN

JEMBATAN
I.       UMUM
I.1.    Definisi
Jembatan adalah suatu bangunan konstruksi diatas sungai yang digunakan sebagai prasarana lalulintas darat.
I.2.       Kriteria Sistem
Lingkup jembatan dalam proyek ini adalah jem,batan yang melengkapi sisitem lalulintas ekonomi dan transportasi masyarakat desa, yaitu :
§  Jembatan pada jalan desa yang menghubungkan desa dengan desa lain atau kota sebagai prasarana perhubungan ekonomi dan komunikasi desa;
§  Jembatan pada jalan desa yang menghubungkan perkampungan dengan pusat pemerintahan desa atau pusat kegiatan ekonomi/pasar desa.
§  Jembatan pada jalan desa yang menghubungkan perkampungan dengan pusat kegiatan produksi, seperti : pertanian, perkebunan, dll.
I.3.       Teknologi dan Jenis Konstruksi
Perencanaan teknis dilaksanakan oleh Konsultan Pendamping, dibantu Kepala Pelaksana (mandor) dan alternative desain sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pelaksanaan dan pemeliharaan dilakukan oleh masyarakat desa itu sendiri dengan bahan bangunan diutamakan dari bahan yang ada/mudah diperoleh di daerah tersebut.
I.4.       Jenis Konstruksi
Kriteria jenis konstruksi yang disarankan dalam proyek ini adalah :
§  Jembatan untuk lalulintas orang dan kendaraan roda dua dengan konstruksi dari bambu atau kayu.
§  Jembatan untuk lalulintas kendaraan beroda empat dengan beban ringan 3,5 ton, yaitu jembatan kayu dan jembatan kayu dengan gelagar besi.
ALTERNATIF PILIHAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Jenis Konstruksi
Fungsi Pemakaian
Ukuran Konstruksi
Jembatan Bambu
Pejalan kaki & roda dua
Lebar maks. = 2,0 meter
Panjang maks = 10,0 meter
Jembatan Gantung
Pejalan kaki & roda dua
Lebar maks. = 1,5 meter
Panjang maks = 60,0 meter
Jembatan Kayu
Kendaraan roda empat beban ringan
Lebar maks. = 3,5 meter
Panjang maks = 6,0 meter
Jembatan Kayu dengan Gelagar Besi
Kendaraan roda empat beban ringan
Lebar maks. = 4,5 meter
Panjang maks = 15,0 meter
Catatan : Gunakan bentang dengan kelipatan 3 meter untuk jembatan gelagar kayu, dan 5 meter bila menggunakan gelagar profil baja.
Jembatan konstruksi beton dengan gelagar beton dan lantai plat beton dapat digunakan bila keadaan mengijinkan.
I.5.       Gambar Perencanaan
Gambar dibuat di kertas A3 yang terdiri dari  :
-          Gambar Tata Letak
-          Gambar denah dan potongan
-          Gambar detail konstruksi
Gambar dapat dilakukan dengan sket dengan syarat dapat dibaca dan dimengerti mandor, dengan ukuran dalam cm.
I.6.       Perhitungan Volume Pekerjaan
Dibuat dengan berdasar gambar yang sudah selesai dan disetujui dalan MAD berupa Daftar Kebutuhan Bahan, pada blangko yang telah tersedia.
I.7.       Perhitungan Kebutuhan Hari Orang Kerja (HOK)
Pelaksanaan pembangunan dilakukan oleh masyarakat setempat dengan menitikberatkan pada masyarakat miskin, dan perlu kesepatakan penggunaan tenaga kerja dan kebutuhan HOK untuk menyelesaikannya. Kebutuhan tenaga terampil minimal 2 orang tukang kayu.
I.8.       Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
RAB (Rencana Anggaran Biaya) dibuat berdasar hasil perhitungan volume pekerjaan dan kebutuhan Hari Orang Kerja serta hasil suvei harga bahan.
Rencana anggaran biaya ini harus disetujui oleh Ketua Umum LKMD, Konsultan Pendamping, dan Pimpro yang harus bisa dimengerti oleh pelaksana lapangan (mandor)
II.          JEMBATAN BAMBU
II.1.    Perencanaan Teknis
a.      Survei Lokasi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalan survey lokasi :
-          kondisi situasi penampang sungai yang dilewati jalan atau rencana jalan.
-          Rencana posisi jembatan
-          Pengukuran lebar sungai untuk mengetahui rencana bentang jembatan
-          Data tinggi air maksimum / tinggi air banjir yang pernah terjadi yang didapat dari penduduk setempat dan di control dengan data yang ada di Dinas Pengairan setempat.
-          Survei harga material yang tersedia dan material yang harus dibeli dari luar desa.
b.      Kriteria Desain
Alternatif pemilihan desain konstruksi, setelah diperoleh bentang yang dibutuhkan :
-          Jembatan bambo tipe Dua Perletakan, untuk batang maksimum 5,0 meter
-          Jembatan bambo tipe Sokongan, untuk bentang maksimum 10,0 meter
      Tinggi jagaan (clearance) minimum 1,0 meter dari tinggi muka air banjir. Pengikat struktur bamboo digunakan tali ijuk dengan diameter minimum 8 mm
II.2.    Teknis Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembangunan, yaitu sebagai berikut :
a.       Pembersihan lokasi
b.      Persiapan material
c.       Pekerjaan konstruksi jembatan
d.      Pembersihan dan pemulihan lokasi
a.      Pembersihan Lokasi
Pembersihan dilakukan dengan cangkul, sabit, dsb pada lokasi yang akan digunakan untuk jembatan dan telah ditentukan sebelumnya agar bersih dari pohon-pohonan, akar-akaran, dan tonggak-tonggak.
Amankan lahan yang akan digunakan dengan pagar agar tidak terganggu oleh orang dan binatang.
b.      Persiapan Material
Bambu yang digunakan untuk konstruksi jembatan harus cukup tua dengan kualitas  baik, lurus dan panjang, diantaranya jenis bambu gombong, bambu tali, dan bambu betung,. Bambu ini memiliki kekuatan, keuletan, dan keawetan yang baik, atau jenis lain dengan persyaratan antara lain :
-          Bambu harus berumur tua, berwarna kuning jernih, hitam atau hijau tua, berbintik putih pada pangkalnya, berserat padat dengan permukaan mengkilat, buku-bukunya tidak boleh pecah.
-          Pelupuh dan barang anyaman bambu seperti dan lain-lain harus terbuat dari bambu yang terndam dengan baik, tahan lama dan terbuat dari jenis bambu dengan garis tengah minimum 4 cm dan harus terbuat dari kulit bambu.
-          Bambu untuk tiang atau cerucuk stabilitas tanah, harus dari jenis yang tahan lama dengan garis tengah minimum 8 cm.
c.       Pemasangan Konstruksi Jembatan.
1)      Pemasangan Kepala Jembatan
Pemasangan kepala jembatan ditandai dengan patok yang dipasang dengan tinggi yang menggambarkan tinggi jembatan yang akan dibangun.
-          Ratakan tanah disekitar perletakan untuk kepala jembatan
-          Letakkan dua batang bambu ke arah melintang dengan panjang sesuai lebar jembatan dengan diameter bambu ± 10 -14 cm dan diperkuat dengan 3 buah pasak bambu pada setiap batang bambu tersebut.
-          Pancangkan dikedua sisi bamboo perletakan masing-masing 5 batang dengan panjang ± 1,50 meter dan jarak bersih antara batang 30 cm.
-          Pemancangan dengan palu tangan, berat 8-10 kg, bila tanah asli cukup keras, pemancangan dihentikan saat bambu susah masuk.
2)      Pemasangan Gelagar Memanjang
Bambu dipasang arah memanjang dengan bantuan perancah selebar 1,5 meter. Pengikatan dilakukan dengan menggunakan tali ijuk atau kawat dengan jarak antar ikatan 2 meter. Perkuatan tambahan untuk ikatan gelagar memanjang dengan mengikat dengan besi beton diameter maksimal 6 mm.
3)      Membuat Tiang Sokongan
Tiang sokongan terdiri dari dua batang bambu yang diikat satu sama lain dengan ijuk atau kawat.
-          Pancangkan tiang sokongan pada kedua tebing sungai dengan kedalaman 2,5 meter.
-          Hubungkan bagian atas kedua sokongan pada masing-masing sisi tebing dengan tali ijuk/kawat.
-          Pasang batang mendatar (panjang 3 meter / sesuaikan dengan lebar jembatan + 30 cm) pada puncak sokongan dengan tali ijuk/kawat.
4)      Pemasangan Batang Tegak
-          Batang tegak terdiri dari dua batang bambu yang terpisah.
-          Kedua batang tegak dilubangi ± 8 cm pada bagian sebelah atas batang mendatar, kedalam lubang tersebut dimasukkan pasak batang bambu ukuran 8 cm, antara batang tegak diperkuat dengan ikatan silang dari ijuk/kawat. Batang tegak diperkuat dengan ikatan silang dari ijuk.
Catatan : Satu lubang untuk pasak dibuat tepat di bawah buku bambu.
-          Hubungan seperti diatas dilakukan juga pada batang yang dipasang di bawah lantai jembatan dengan lubang pasak diletakkan di atas buku bambu. 
5)      Pemasangan Lantai
Pasang anyaman bambu dilantai jembatan dengan cara mengikatnya pada besi pengikat gelagar memanjang.
6)      Pemasangan Tiang Sandaran
Pasang tiang sandaran setinggi satu meter dari lantai jembatan dengan cara mengikatkan pada batang tegak dengan menggunakan tali ijuk, dengan jarak tiang 1 meter.
Hubungkan bambu dari tiang pada bagian atas dan diikat satu sama lain.
III.       JEMBATAN GANTUNG
III.1. Perencanaan Teknis
a.      Survei Lokasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan survei sama dengan yang tertulis pada jembatan bambu. ( Secara umum pelaksanaan survey lokasi sama untuk pembangunan jembatan jenis apa saja)
b.      Kriteria Desain
Alternatif pemilihan desain konstruksi dari material bambu setelah diperoleh bentang yang dibutuhkan, ukuran lebar 1,5 meter dan panjang maksimum 60 meter.
Bentang
(m)
H
(m)
f
(m)
Ø seling
Pengaku
Ø kabel
Utama
Δf
(m)
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
3,0
3,5
4,0
5,0
6,0
7,0
7,5
8,0
9,0
10,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
4,5
5,0
5,5
6,0
3/8”
1/2”
1/2”
1/2”
5/8”
5/8”
5/8”
3/4”
3/4”
3/4”
1/2”
5/8”
5/8”
3/4”
3/4”
7/8”
7/8”
1”
1 1/8”
1 1/4”
0,31
0,42
0,52
0,62
0,73
0,83
0,94
1,04
1,15
1,25
 
 III.2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembangunan, yaitu sebagai berikut :
a.       Pembersihan lokasi
b.      Persiapan material
c.       Pekerjaan konstruksi jembatan
d.      Pembersihan dan pemulihan lokasi
a.      Pembersihan Lokasi
Pembersihan dilakukan sama dengan jembatan bambu.
b.      Persiapan Material
Material yang disiapkan sebelum pelaksanaan pembangunan yaitu :
-          Tiang utama (Pylon), dibuat di bengkel besi. Pelaksanaan di lapangan hanya tinggal merakit dan menyetel pada lantai pondasi.
-          Klem, kabel sling, besi penggantung, warfel, dll jumlahnya tergantung kebutuhan, jadi ditentukan pada saat perencanaan.
-          Kayu balok, papan, paku untuk lantai jembatan.
-          Batu belah, pasir dan semen unutk pondasi.
c.       Pemasangan Konstruksi Jembatan
1)      Penentuan as jembatan dengan menggunakan patok kayu, ketinggian jembatan ditentukan pada patok tersebut. Usahakan jembatan berdiri pada posisi datar.
2)      Gali pondasi untuk dudukan pylon dan pondasi angker.
 
1)      Pasang tiang pylon yang sudah dibuat di luar lokasi, kemudian baut pada hubungan antara tiang pylon dan pondasi dikencangkan.
      Pengaku dari besi siku dipasang melintang pada ujungatas pylon dengan baut.
2)      Pasang kabel dengan menghubungkan dua blok angker di kedua tepi sungai melalui kedua puncak (rol) pylon yang dilewati. Sambungan kabel dan blok angker harus menggunakan warfel.
3)      Pasang besi penggantung dan gelagar melintang dimulai dari bagian (segmen I) yang paling dekat dengan Pylon.
4)      Pemasangan bangian II dan seterusnya, sama dengan pemasangan bagian I. Untuk kelancaran kerja, antara 2 gelagar melintang dipasang lantai sementara. (dari bambu/papan/balok kayu).
5)      Pasang kabel seling (pengaku) di bawah gelagar.
6)      Pasang gelagar memanjang yang menumpu pada gelagar melintang. Penyambungan gelagar-gelagar memanjang tidak boleh dalam satu garis (harus seling-seling).
7)      Pasang lantai jembatan
II.          JEMBATAN KAYU DAN JEMBATAN GELAGAR BESI
II.1.    Perencanaan Teknis
A.    Survei Lokasi
Semua kegiatan survei untuk pembangunan jembatan pada umumnya sama dengan penjelasan sebelumnya
B.     Kriteria Desain
Jembatan desa difungsikan untuk prasaranan penghubung lalu lintas kendaraan ringan dengan volume rendah
1.      Ketentuan Tinggi Jagaan (ruang bebas dibawah jembatan / clearance)
Kondisi
Sifat Aliran Sungai
Tinggi Jagaan dari Muka Air Banjir (MAB)
Irigasi
Dataran
Perbukitan
Tenang
Tenang
Deras
Tenang
Deras
0.50 meter
0.60 meter
1.00 meter
1.0      meter
1.50 meter
2.        Konstruksi Bangunan Atas
a.       Bentang Jembatan
Bentang jembatan < 6 m dengan gelagar kayu
Bentang jembatan 6 s/d 15 meter dengan gelagar besi
b.      Konstruksi jembatan gelagar kayu
Konstruksi jembatan gelagar kayu dengan dua perletakan
-    Kayu yang digunakan minimal kayu klas kuat II (kruing, meranti merah, rasamala, atau menggunakan bahan lokal)
-    Lantai menggunakan kayu 6/20 cm
-    Baut dan paku untuk sambungan struktur kayu.
Berikut Tabel Dimensi Gelagar Kayu untuk Jembatan Beban Ringan
Bentang Bersih
Penampang Balok
Panjang Balok
Ukuran Balok
(mm)
Lebar Jembatan (m)
2.5
3
4.5
Jumlah Balok
s/d 3,0 m
Persegi panjang
Persegi
bundar
3,0 m
+ 50 cm
255 × 150
215 × 215
255
3
4
6
s/d 4,5 m
Persegi panjang
Persegi
bundar
4,5 m
+ 50 cm
300 × 150
240 × 240
300
3
4
6
s/d 6,0 m
Persegi panjang
Persegi
bundar
6,0 m
+ 50 cm
300 × 200
280 × 280
400
3
4
6
c.       Konstruksi Jembatan Gelagar Besi
Konstruksi jembatan gelagar besi dengan dua perletakan system simple beam
i.        Besi profil yang digunakan I profil
ii.      Lantai dengan balok kayu 6/20 cm
iii.    Baut dan paku untuk menghubungkan elemen struktur besi dan kayu
Tabel Dimensi Gelagar Kayu untuk Jembatan Beban Ringan
Bentang Bersih
Penampang Gelagar (m)
Tinggi (H)
(mm)
Lebar Leher
(mm)
Berat per m’
(kg)
Lebar Jembatan (m)
2.5
3
4.5
Jumlah Balok
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3
14
15
16
3,5
4,5
5,5
6,5
7,5
8,5
9,5
10,5
11,5
12,5
13,5
14,5
15,5
16,5
200
200
230
260
280
300
320
360
380
400
425
425
450
475
90
90
102
113
119
125
131
143
149
155
163
163
170
178
78
105
166
250
333
430
545
757
918
1100
1340
1442
1725
2040
3
4
6
3.      Pembebanan Jembatan
Pembebanan pada jmebtan untuk lalu lintas ringan
-          Beban merata 300 kg/cm2
-          Beban kendaraan ringan :    poros depan           1,5 ton
                                                                  Poros belakang      3,5 ton
4.      Konstruksi Bangunan Bawah
Konstruksi bangunan bawah jembatan terdiri dari kepala jembatan dengan pondasi langsung.
a.       Pondasi langsung tipe pasangan batu kali.
b.      Pondsi langsung tipe balok kayu
c.       Pondasi tiang pancang kayu untuk tanah jelek
5.      Kontruksi Tiang Pancang
Konstruksi ini digunakan untuk bangunan bawah jembatan yang lokasinya berada di tanah jelek, sehingga kayu yang dugunakan harus terbuat dari kayu klas kuat I
- Ukuran balok kayu persegi                        15  × 15 cm s/d 30  × 30 cm
- Ukuran balok gelondong / bulat                diameter 24 cm s/d 34 cm
kedalaman pancang yang disyaratkan untuk pondasi ini minimal 3 meter dan maksimum 6 meter.
Pemancangan dilakukan dengan menggunakan palu pemukul yang pemukulannya
R =
Dimana : R = Pembebanan aman (kg)
               W = berat palu (kg)
               H = tinggi jatuh palu dikurangi 2 kali tinggi balik palu (cm)
               S = tinggi penurunan (cm)



 
II.1.    TEKNIS PELAKSANAAN
Tahap pelaksanaan pembangunan, yaitu sebagai berikut :
a.       Pembersihan lokasi
b.      Persiapan material
c.       Pekerjaan konstruksi jembatan
d.      Pembersihan dan pemulihan lokasi
a.      Pembersihan Lokasi
Pembersihan lokasi secara garis besar sama dengan pembersihan lokasi untuk pembangunan jembatan pada umumnya.
b.      Persiapan Material
Jembatan Kayu
-          Kayu balok 15/30 atau 30/30 atau kayu gelondong diameter 24 s/d 40 cm
-          Papan kayu dimensi 8/25 cm
-          Kayu kaso/usuk 5/7
-          Besi strip tebal 4 mm × lebar 50 mm
-          Paku, tali sabut
-          Sirtu (40% pasir dan 60% batu)
-          Batu kali
-          Meterial lainnya sesuai dengan gambar rencana
Jembatan Kayu Gelagar Besi
-          Kayu balok 30/15 atau 30/30 atau kayu gelondongan (kayu dolken) besar diameter 24 s/d 40 cm
-          Besi profil I sesuai dengan ukuran untuk jembatan gelagar besi
-          Papan kayu tebal 8/25
-          Besi siku L 40. 60. 5 ; L. 70. 700. 7 ; L 90. 150. 10
-          Besi strip tebal 4 mm × lebar 50 mm
-          Paku dan mur baut
-          Sirtu (40% pasir dan 60 5 batu)
-          Batu kali
-          Material lainnya sesuai dengan gambar rencana
c.       Pemasangan Konstruksi Jembatan
1.      Penentuan as jembatan
      Gunakan patok kayu dengan ketinggian jembatan sesuai dengan tinggi patok, yang kemudian tarik benang pada patok tersebut.
2.      Pembuatan pondasi jembatan dan kepala jembatan.
Pondasi langsung tipe batu kali untuk tanah yang kurang baik.
-          tentukan rencana ukuran pondasi batu kali
-          gali tanah hingga kedalaman yang ditentukan, atau sampai tanah keras.
-          hamparkan pasir urug setebal 10 cm dan padatkan.
-          Pasang pondasi batu kali dengan speci 1 semen  : 3 pasir, sesuai dengan rencana ukuran pondasi.
-          Tempatkan balok kayu dimensi 30 × 30 cm sebagai tumpuan, diangkur dengan besi beton Ø12 mm, yang ditanam ke pondasi panjang 75 cm, setiap 50 cm.
 
Pondasi langsung Tipe Balok kayu untuk tanah stabil dan tanah keras.
-          Gali tanah sedalam 50 cm, lebar 150 cm
-          Tempatkan balok kayu persegi atau bulat, panjang 5 m ke arah melintang dengan jarak bersih 30 cm antar batang, sebagai pondasi lapis pertama.
-          Tempatkan balok kayu persegi atau bulat, panjang 1,5 m diatas lapis pertama sebagai pondasi lapis kedua. Jarak as ke as balok lapis kedua 100 cm dengan takikan 5 cm.
-          Tempatkan balok kayu persegi atau bulat untuk lapis ketiga dengan susunan sama dengan lapisan pertama.
-          Tempatkan balok kayu persegi atau bulat untuk lapis ketiga dengan susunan sama dengan lapisan kedua.
-          Tempatkan satu balok sebagai tumpuan gelagar jembatan pada bagian tengah pondasi, untuk balok bulat bagian atasnya diratakan setebal 5 cm.
-          Isi bagian kosong pada bagian belakang antara balok dengan batu kerikil 2 -3 cm yang dipadatkan lapis demi lapis.
 
Catatan : Untuk pondasi langsung tipe balok kayu susunan yang digunakan sama dengan jarak antar balok 30 cm
Pondasi Tiang Pancang Kayu untuik tanah kurang baik.
Kedalaman pancang kayu untuk tanah kurang baik.
-          Pancangkan 6 batang kayu ukuran 30 × 30 cm yang ujung-nya telah diruncingkan pada posisi as jembatan, yang dipukul dengan palu beton berat 100 kg ukuran 30 × 30 × 50 cm, dengan tinggi jatuh 50 – 100 cm.
-          Penghentian pemancanggan apabila pada 10 kali pukulan terakhir, dengan tinggi jatuh 100 cm, jumlah penurunan kumulatif 5 m.
-          Penyambungan tiang pancang denagn cara memotong kedua bagian tiang kemudian diklem dengan plat besi 3 cm × 3 mm dan diikat dengan kawat Ø 3 mm
-          Di atas tiang pancang dipasang balok kayu ukuran 30 × 30 cm yang menghubungkan dua tiang pancang dengan cara diklem dengan plat atau menggunakan paku pengapit dari besi beton Ø 16 mm.
-          Pasang balok kayu sbagai tumpuan gelagar antara dua kepala tiang pancang, panjang 3,5 meter atau sesuai lebar rencana jembatan dan pasang kayu pengapit pada setiap tiang pancang.
3.      Pemasangan gelagar jembatan dan lantai jembatan
a.      Gelagar kayu
Pemasangan gelagar balok dilakukan setelah kegiatan pondasi dan kepala jembatan, pemasangan gelagar diatas balok tumpuan. Klem gelagar jembatan ke balok tumpu dengan pondasi.
Pasang lantai jembatan dari kayu 8/25 dan pakukan ke gelagar jembatan.
Pada bagian lintasan roda dipasang papan 4/30 sepanjang jembatan.
b.      Gelagar Besi
Gelagar besi tidak memerlukan balok tumpu, gelagar dipasang diatas pondasi
Pasang lantai jembatan dari kayu 8/25, yang diikat dengan 2 baut sekrup Ø 10 mm dan plat pengapit ke gelagar jembatan.
Dibagian lintasan roda kendaraan dipasang papan 4/30 sepanjang jembatan.
4.      Pemasangan sandaran pengaman (tiang sandaran/hand railing)
Tiang sandaran dari kaso 5/7 dengan cara pasangnya yaitu memakukannya pada balok tepi.



   V.      JEMBATAN BETON
Untuk desain dan konstrusi jembatan beton konsultan pendamping dapat menggunakan Standar Bina Marga / KIMPRASWIL untuk jalan kabupaten.
Keuntungan dan kerugian penggunaan jembatan beton dibanding jembatan kayu atau jembatan gelagar besi, antara lain:
Keuntungan
-    Masa pakainya lebih lama
-    Kebutuhan untuk pemeliharaan seharusnya/relatif lebih ringan
-    Harga tidak jauh berbeda dengan jembatan kayu, dan lebih murah daripada gelagar besi
-    Dapat dibangun di tempat yang tidaj ada kayu dan pengangkutan gelagar besi sangat sulit/relatif mahal
-    Masyarakat mendapatkan ketrampilan baru, yaitu cara menggunakan bahan beton yang notabene sangat dipengaruhi oleh tingkat dan kualitas pemahaman struktur beton dan cara pengerjaannya.
Kerugian
-    Perlu ketrampilan khusus dalam desain
-    Perlu pengawasan yang tenaga trampil yang dapat mengawasi tanpa meninggalkan lokasi bangunan
-    Perlu perhatian khusus untuk menjamin kualitas pekerjaan
-    Sangat peka terhadap penurunan tanah (settlement)/ turunnya pondasi, maka perlu pondasi yang terjamin kuat
-    Lebih sulit pemeliharaan bila ada kerusakan
-    Kerusakan lebih sulit dideteksi sampai dengan jembatan ambruk, maka lebih berbahaya
-    Bila dibuat lebar dan panjang, proporsi biayanya sangat besar, dan proporsi dana untuk bahan lebih tinggi dibanding proporsi untuk tenaga kerja
-    Tanpa pengawasan yang ketat, resiko kegagalan cukup besar
-    Ketrampilan untuk membangun jembatan beton tidak dapat diterapkan oleh masyarakat sendiri pada masa pasca proyek, karena sangat bergantung pada konsultan dan pemngawas. Mereka tidak mendapatkan ketrampilan yang dapat diterapkan pada kebutuhan lain-lain.    
Persyaratan untuk Jembatan Beton
Karena masalah-masalah yang telah diuraikan diatas, maka perlu beberapa pembatasan dan persyaratan untuk jembatan beton, sebagai berikut :
1.      Ukuran bentang dibatasi yaitu 6 meter. Untuk bentang lebih panjang harus mendapatkan persetujuan dari konsultan inti dan Pimpro berdasarkan hasil dan temuan di lapangan, dan hal ini perlu didukung dengan alasan yang sangat kuat
2.      Desainer harus sudah berpengalaman dalam pembuatan jembatan beton
3.      Harus tersedia tenaga pengawas lapangan yang sudah berpengalaman dengan pembuatan struktur yang sama. Orang tersebut harus siap bekerja di tempat jembatan selama pelaksanaan jembatan, dan tidak boleh merangkap pengawas lokasi proyek lain.
4.      Pondasi harus jelas kuat dan stabil, yang dapat diperiksa melalui tes pit atau pengeboran (soil auger). Jembatan beton tidak diijinkan pada lokasi yang mempunyai sifat tanah kurang stabil dan daya tahan lemah. Jembatan beton untuk lokasi dengan tanah kurang baik memerlukan suatu penelitian yang cukup mahal, termasuk test laboratorium tanah, dengan pondasi yang rumit dan mahal. Harganya sudah tidak memenuhi persyaratan yang ada pada pedoman operasional program.