Sistem Pondasi Sarang
Laba-Laba ini ditemukan oleh Ir Ryantori dan Ir Sutjipto tahun 1976
dengan hak paten no 7191,mulai diterapkan di proyek tahun 1978.
Pondasi sistem kontruksi sarang laba-laba merupakan pondasi bawah
konvensional yang kokoh dan ekonomis,dimana sistem ini adalah kombinasi
antara siatem pondasi plat beton pipih menerus dengan sistem perbaikan
tanah,kombinasi ini berakibat adanya kerjasama timbal balik saling
menguntungkan
Sistem pondasi ini memiliki kekakuan(rigidity) jauh lebih
tinggi/baik dan bersifat monolit bila dibandingkan dengan sistem pondasi
dangkal lainnya.Karena plat konstruksi pada sarang laba-laba dapat bekerja dengan baik terhadap beban-beban vertikal
kolom, bila ditinjau dari perbandingan penurunan dan pola
keruntuhan.Rib (rusuk-rusuk) juga berfungsi sebagai penyebar tegangan
atau gaya yang bekerja pada kolom.dimana pasir,tanah sebagai pengisi
dipadatkan dan berfungsi untuk menjepit rib-rib konstruksi terhadap
lipatan dan puntir.Dengan memanfaatkan tanah hingga mampu berfungsi
sebagai struktur dengan komposisi sekitar 85% tanah dan 15 %beton,maka
sistem ini dari segi biaya lebih murah dari sistem pondasi lainnya.Oleh
karena itu pondasi sistem konstruksi sarang laba-laba akan menjadi suatu
sistem struktur bawah yang sangat kaku dan kokoh serta aman terhadap
penurunan dan gempa.
Sistem ini dalam pelaksanaannya memerlukan waktu relatif singkat
serta tidak memerlukan keahlian tinggi dan pengembanganya dapat
dilaksanakan dengan precast/pracetak.Fungsi konstruksi sarang laba-laba
sangat cocok untuk pondasi bangunan bertingkat dua sampai sepuluh
lantai,gedung kelas satu,container yard/terminal peti kemas,menara
transmisi tegangan tinggi,menara/tugu,kolam renang,tangki-tangki
minyak,jalan kelas satu,konstruksi landasan pesawat udara/runway,apron
dan pondasi open storage.
Kondisi tanah yang memiliki daya dukung rendah atau kurang baik memerlukan perhatian lebih dalam hal konstruksinya, baik berupa bagunan gedung, bandara dan lain-lain. Baru-baru ini telah ditemukan suatu konstruksi yang masuk dalam katagori pondasi dangkal, konstruksi ini diyakini dan telah dibuktikan mampu bertahan pada kondisi tanah dengan daya dukung rendah dan ini adalah temuan anak negeri kita. Seperti apa konstruksi itu? Apa saja keuntungannya?
Konstruksi yang diberi nama konstruksi sarang laba-laba (KSLL) ini ditemukan pada tahun 1976 oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto dan didalam pengembangan, pemasaran dan pelaksanaannya dipegang oleh PT. KATAMA SURYABUMI yang telah mematenkannya pada Departemen Hukum dan Ham RI/ HAKI dengan sertifikat paten No.ID. 0 018808.
KSSL yang merupakan karya putra bangsa memiliki teknologi pembangunan yang dirancang terdiri dari plat tipis yang diperkaku dengan rib-rib tipis dan tinggi yang saling berhubungan membentuk segitiga-segitiga yang diisi dengan perbaikan tanah sehingga menjadi satu kesatuan komposit konstruksi beton bertulang dan tanah yang kokoh atau kuat, kaku dan mampu menyebarkan semua gaya secara merata ke tanah pemikul serta mampu menerima gaya lateral akibat gempa.
Pondasi ini memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan pondasi konvensional yang lain diantaranya yaitu KSSL memiliki kekuatan lebih baik dengan penggunaan bahan bangunan yang hemat dibandingkan dengan pondasi rakit (full plate) lainnya, mampu memperkecil penurunan bangunan karena dapat membagi rata kekuatan pada seluruh pondasi dan mampu membuat tanah menjadi bagian dari struktur pondasi, berpotensi digunakan sebagai pondasi untuk tanah lunak dengan mempertimbangkan penurunan yang mungkin terjadi dan tanah dengan sifat kembang susut yang tinggi, menggunakan lebih sedikit alat-alat berat dan bersifat padat karya, waktu pelaksanaan yang relatif cepat dan dapat dilaksanakan secara industri (pracetak), lebih ekonomis karena terdiri dari 80% tanah dan 20% beton bertulang dan yang paling penting adalah ramah lingkungan karena dalam pelaksanaan hanya menggunakan sedikit menggunakan kayu dan tidak menimbulkan kerusakan bangunan serta tidak menimbulkan kebisingan disekitarnya.
Selain digunakan sebagai pondasi bangunan bertingkat tanggung (12 lantai), KSSL juga telah diaplikasikan untuk pembangunan infrastruktur seperti bandara khususnya untuk konstruksi Runway, Taxiway dan Apron, seperti yang saat ini sedang dikerjakan di bandara Juwata dan pembangunan Apron untuk pangkalan TNI AU di Tarakan, Kalimantan Timur. Penghargaan sebagai Pemenang Lomba Karya Konstruksi Tahun 2007 untuk Kategori Teknologi Konstruksi yang diselenggarakan oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun lalu akan lebih memiliki arti lagi bila adanya kesadaran dari pihak praktisi bisnis di bidang konstruksi Indonesia untuk mengaplikasikannya sebagai wujud kebanggaan akan karya cipta Bangsa Indonesia dan juga berusaha untuk mensosialisasikannya di tingkat international untuk menjadikan Pondasi KSSL sebagai Prestasi Dunia Dari Indonesia, akan tetapi untuk mewujudkan itu semua memerlukan dukungan dari berbagai pihak khususnya dalam hal ini pemerintah.
No comments:
Post a Comment