Tanah dasar merupakan pondasi bagi perkerasan baik perkerasan yang
terdapat pada alur lalu-lintas maupun bahu. Dengan demikian tanah dasar
merupakan konstruksi terakhir yang menerima beban kendaraan yang disalurkan oleh perkerasan.
Pada kasus yang sederhana tanah dasar dapat terdiri atas tanah asli tanpa perlakuan sedangkan pada kasus lain yang lebih umum, tanah dasar terdiri atas tanah asli pada galian atau bagian atas timbunan yang dipadatkan.
Tanah dasar sebagai pondasi perkerasan disamping harus mempunyai kekuatan atau daya dukung terhadap beban kendaraan, maka tanah dasar juga harus mempunyai stabilitas volume akibat pengaruh lingkungan terutama air. Tanah dasar yang mempunyai kekuatan dan stabilitas volume yang rendah akan mengakibatkan perkerasan mudah mengalami deformasi dan retak. Dengan demikian maka perkerasan yang dibangun pada tanah dasar yang lemah dan mudah dipengaruh lingkungan akan mempunyai umur pelayanan yang pendek.
Sebagai prasarana transportasi darat, perkerasan harus mempunyai permukaan yang selalu rata dan kesat, agar para pengguna jalan dapat merasa nyaman dan aman (safe). Karena dibangun pada tanah dasar, maka kinerja perkerasan akan sangat dipengaruhi oleh mutu tanah dasar.
Dengan dituntutnya perkerasan yang harus selalu mempunyai permukaan yang rata, maka persyaratan utama yang harus dipenuhi tanah dasar adalah tidak mudah mengalami perubahan bentuk. Tanah dasar yang mengalami perubahan bentuk, baik akibat beban lalu-lintas maupun cuaca, akan mengakibatkan perkerasan mengaiami kerusakan seperti bergelombang, alur dan terjadi penurunan.
Perubahan bentuk tanah dasar dapat diakibatkan oleh kekuatan atau daya dukung yang rendah (tanah mudah runtuh), pengembangan, penyusutan dan densifikasi tanah dasar serta konsolidasi tanah di bawah tanah dasar. Lebih jauh lagi, faktor-faktor tersebut akan tergantung pada jenis tanah, berat isi kering dan kadar air.
Sehubungan dengan hal diatas Bina Marga menyajikan pedoman untuk pekerjaan tanah dasar dengan ruang lingkup sebagai berikut:
Buku 1. Umum
Menguraikan tentang sifat alami tanah, sifat-sifat dasar tanah, udara dalam tanah, air dalam tanah, klasifikasi tanah, persyaratan dan pengendalian pekerjaan tanah, serta perencanaan pekerjaan tanah. Dapat diunduh disini
Buku 2. Pedoman Pekerjaan Tanah Dasar untuk Pekerjaan Jalan
Menguraikan tentang tata cara pekerjaan galian tanah, tata cara pekerjaan timbunan tanah, tata cara pekerjaan pemadatan tanah, permasalahan dalam pekerjaan tanah, serta keselamatan kerja, pengendalian lingkungan pada pelaksanaan pekerjaan tanah, permasalahan tanah dasar serta contoh perencanaan dan proyek pekerjaan tanah. Dapat diunduh disini.
Buku 3. Pedoman Penyelidikan dan Pengujian Tanah Dasar untuk Pekerjaan Jalan
Menguraikan tentang tata cara penyelidikan dan pengambilan contoh tanah, serta pengujian tanah. Dapat diunduh disini atau di page download.
Pada kasus yang sederhana tanah dasar dapat terdiri atas tanah asli tanpa perlakuan sedangkan pada kasus lain yang lebih umum, tanah dasar terdiri atas tanah asli pada galian atau bagian atas timbunan yang dipadatkan.
Tanah dasar sebagai pondasi perkerasan disamping harus mempunyai kekuatan atau daya dukung terhadap beban kendaraan, maka tanah dasar juga harus mempunyai stabilitas volume akibat pengaruh lingkungan terutama air. Tanah dasar yang mempunyai kekuatan dan stabilitas volume yang rendah akan mengakibatkan perkerasan mudah mengalami deformasi dan retak. Dengan demikian maka perkerasan yang dibangun pada tanah dasar yang lemah dan mudah dipengaruh lingkungan akan mempunyai umur pelayanan yang pendek.
Sebagai prasarana transportasi darat, perkerasan harus mempunyai permukaan yang selalu rata dan kesat, agar para pengguna jalan dapat merasa nyaman dan aman (safe). Karena dibangun pada tanah dasar, maka kinerja perkerasan akan sangat dipengaruhi oleh mutu tanah dasar.
Dengan dituntutnya perkerasan yang harus selalu mempunyai permukaan yang rata, maka persyaratan utama yang harus dipenuhi tanah dasar adalah tidak mudah mengalami perubahan bentuk. Tanah dasar yang mengalami perubahan bentuk, baik akibat beban lalu-lintas maupun cuaca, akan mengakibatkan perkerasan mengaiami kerusakan seperti bergelombang, alur dan terjadi penurunan.
Perubahan bentuk tanah dasar dapat diakibatkan oleh kekuatan atau daya dukung yang rendah (tanah mudah runtuh), pengembangan, penyusutan dan densifikasi tanah dasar serta konsolidasi tanah di bawah tanah dasar. Lebih jauh lagi, faktor-faktor tersebut akan tergantung pada jenis tanah, berat isi kering dan kadar air.
Sehubungan dengan hal diatas Bina Marga menyajikan pedoman untuk pekerjaan tanah dasar dengan ruang lingkup sebagai berikut:
Buku 1. Umum
Menguraikan tentang sifat alami tanah, sifat-sifat dasar tanah, udara dalam tanah, air dalam tanah, klasifikasi tanah, persyaratan dan pengendalian pekerjaan tanah, serta perencanaan pekerjaan tanah. Dapat diunduh disini
Buku 2. Pedoman Pekerjaan Tanah Dasar untuk Pekerjaan Jalan
Menguraikan tentang tata cara pekerjaan galian tanah, tata cara pekerjaan timbunan tanah, tata cara pekerjaan pemadatan tanah, permasalahan dalam pekerjaan tanah, serta keselamatan kerja, pengendalian lingkungan pada pelaksanaan pekerjaan tanah, permasalahan tanah dasar serta contoh perencanaan dan proyek pekerjaan tanah. Dapat diunduh disini.
Buku 3. Pedoman Penyelidikan dan Pengujian Tanah Dasar untuk Pekerjaan Jalan
Menguraikan tentang tata cara penyelidikan dan pengambilan contoh tanah, serta pengujian tanah. Dapat diunduh disini atau di page download.
No comments:
Post a Comment