Validitas dan Reliabilitas Kuesioner


Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti seringkali menggunakan kuesioner untuk mengetahui sikap atau pendapat responden mengenai suatu hal, seperti sikap konsumen terhadap layanan operator, pendapat tentang disiplin pegawai dan sebagainya.
Syarat yang harus dipenuhi sebuah kuesioner yaitu harus valid dan reliabel.  Apa itu validitas dan reliabilitas?

Suatu angket dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner tepat untuk mengukur sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Seperti jika akan diukur kepuasan seorang konsumen terhadap suatu produk, maka jika pada konsumen tersebut diberikan serangkaian pertanyaan, maka pertanyaan tersebut harus bisa secara tepat mengungkapkan tingkat kepuasan konsumen. Perbandingan yang praktis adalah : timbangan beras tentu tidak bisa ( tidak valid ) untuk menimbang emas, karena selisih 1 gram pada emas akan sangat berarti, sedangkan selisih beberapa gram akan diabaikan pada beras. Jadi, timbangan emas valid untuk menimbang emas, dan timbangan beras valid untuk menimbang beras.

Kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jadi jika seseorang menjawab “setuju” terhadap perlunya disiplin pegawai, maka jika beberapa waktu kemudian ia ditanya lagi untuk hal yang sama, maka ia seharusnya tetap konsisten pada jawaban semula, yaitu setuju pada disiplin pegawai. Perbandingan yang praktis adalah : penggaris dikatakan reliabel dalam mengukur ukuran panjang karena dari waktu ke waktu hasil ukuran yang diperoleh menggunakan penggaris tetap sama. Sedangkan karet tidak reliabel dalam mengukur panjang karena hasil yang diperoleh ketika mengukur panjang akan berbeda-beda pada setiap waktu.

Data Kuantitatif


Data kuantitatif dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :

1. Data nominal
Data yang diperoleh  dengan cara kategorisasi atau klasifikasi.
Contoh : jenis kelamin (pria;wanita), warna (merah;kuning;dll). Agar bisa diolah, data nominal perlu dikuantitatifkan terlebih dulu dengan memberikan skor, seperti 1= pria, 2= wanita
Ciri data :
-         posisi data setara , tidak ada tingkatan dalam jenis kelamin
-         tidak bisa dilakukan operasi matematik, 1 (pria)+ 1 (pria) ≠ 2 (wanita)

 2. Data ordinal
Hampir sama dengan data nominal tetapi terdapat tingkatan dalam skornya.
Contoh : 1 ( tidak setuju)), 2(setuju), 3 (sangat setuju)
Ciri data :
-         posisi data tidak setara, “setuju” tidak setara dengan “sangat setuju”
-         tidak bisa dilakukan operasi matematik, 1 (tidak setuju) + 2 (setuju) ≠ 3 (sangat setuju)

3.  Data interval
Data yang diperoleh dengan cara pengukuran.
Contoh : temperatur
Ciri data :
-         tidak ada kategorisasi
-         berlaku operasi matematik (+,-, x, /), 10 C + 15 C = 25 C
-         tidak berlaku 0 mutlak, temperatur 0 C tidak sama dengan 0 F

4.  Data rasio
Hampir sama dengan data interval tetapi berlaku 0 mutlak.
Contoh : panjang, tinggi,massa dll
Ciri data :
-         tidak ada kategorisasi
-         berlaku operasi matematik (+,-, x, /)  , 10 kg x 2 = 20 kg
-         berlaku 0 mutlak, panjang 0 m berarti mutlak tidak memiliki panjang (0)

Data Kualitatif dan Data Kuantitatif


Data merupakan bentuk jamak dari datum. Jadi data adalah kumpulan dari datum datum.
Nah sekarang akan dibahas mengenai pembagian data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Data kualitatif
Data yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau bukan dalam bentuk angka. Data ini biasanya menjelaskan karakteristik atau sifat .
Sebagai contoh : kondisi barang (jelek,sedang,bagus), pekerjaan (petani,pengusaha,pedagang),tingkat kepuasan (tidak puas, puas, sangat puas),dll
Data kualitatif terdiri dari data nominal dan ordinal

2. Data kuantitatif
Data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Merupakan hasil dari perhitungan dan pengukuran.
Sebagai contoh : tinggi badan, umur, jumlah benda, penghasilan seseorang,dll.
Data kuantitatif terdiri dari data interval dan rasio.